Friday, December 20, 2019

Jauh di Uyghur Cina, Lupa Di Papua



“Gajah di pelupuk mata tidak terlihat, semut di seberang lautan terlihat”.

Begitulah pribahasa untuk menggambarkan sebagian masyarakat Indonesia yang sok jihadis dan sok peduli kemanusiaan, terutama untuk etnis muslim Uyghur Xinjiang Cina. Namun lupa untuk saudara kita yang ada di Papua yang sama-sama mengalami diskriminasi.

Seperti yang telah terjadi-terjadi sebelumnya, setiap isu di dunia yang melibatkan umat Islam selalu membawa perdebatan di antara umat Islam Indonesia. Berita-berita berseleweran dari berbagai versi. Perdebatan-perdebatan berlangsung tanpa henti. Dan kadang, penghakiman atas kualitas keimanan seseorang pun bisa dibubuhkan hanya berbekal kecenderungan sikap atas apa yang terjadi dan jauh di negeri orang.

Mengambil sikap peduli terhadap etnis muslim Uyghur Xinjiang Cina sah-sah saja dengan catatan tidak memberi penghakiman pada orang lain yang berbeda sikap. Namun sebelum jauh ke sana, ada baiknya kita melihat saudara kita di Papua.

Situasi di Papua, tidak jauh berbeda dengan muslim Uyghur Cina. Etnis Papua sering mendapatkan rasis sehingga menyebabkan terjadinya pertikaian. Di luar itu, kelompok OPM melakukan pemberontakan untuk memisahkan diri dari Indonesia. Akibat kejadian tersebut banyak korban meninggal dan luka-luka, serta non Papua sendiri terpaksa dipulangkan ke daerah asalnya.

Lantas dalam kejadian tersebut, kemana orang-orang yang mempunyai takaran keimanan seseorang? Apakah dia turun langsung ke Papua dengan dasar jihad yang biasa didengungkan. Mereka tidak berbuat banyak karena yang terjadi di Indonesia dan mereka ingin menggantinya dengan Negara Khilafah.

Jika hati mereka yang ada adalah jihad, mereka-mereka tidak akan tebang pilih dan berbondong-bondong ke Papua untuk melawan kelompok separatis di sana serta melindungi orang-orang (Islam dan non Islam) dari kelompok separatis tersebut. Karena yang menjadi korban bukan hanya non muslim, juga dari orang-orang muslim sendiri.

Mengenai berita kejahatan terhadap etnis muslim Uyghur, yang Jelas situasi saat ini kita hanya termakan perang opini melalui media dengan berbagai versinya. Media-media barat memberitakan telah terjadi kejahatan kemanuasiaan yang menimpa muslim Uyghur Xinjiang Cina. Namun di versinya juga tidak pernah memberitakan kejahatan Israel terhadap Palestina dan bahkan membela Israel.

Sebenarnya ini bukan persoalan muslim Uyghur tapi karena separatis dan didukung penuh oleh AS serta sekutunya. Maka tidak heran media barat membenturkannya dengan umat Islam terutama ormas Islam Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Penulis sendiri untuk ikut-ikutan percaya bahwa Cina anti Islam, bahwa perjuangan membela Uyghur adalah perjuangan membela Islam, itu pun naif. Sebab umat Islam selain Uyghur normal-normal saja dan tidak mendapat hantaman dari otoritas Cina seperti muslim terbesar di Cina dari etnis Hui.

Andai persoalan ini adalah mengenai Islam, maka semua etnis yang beragama Islam juga akan mendapatkan perlakuan serupa dari otoritas RRC dan mereka akan melakukan pembelaan untuk melawannya. Tapi dari beberapa sumber mengatakan bahwa di Xinjiang berjalan baik-baik, normal-normal saja.

Kesimpulannya, umat Islam di Indonesia hanya termakan perang media barat yang didukung penuh oleh orang-orang yang menginginkan Indonesia Khilafah sehingga saudara kita di Papua yang jauh lebih penting diabaikan.

Sebagai penutup, jihad bukan saling menyalahkan saudaranya yang tidak sependapat. Tapi, menjaga keutuhan NKRI adalah bagian dari jihad.

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp