Friday, January 3, 2020

Kelas III Ts. PPSMCH Pas IMNI, Pada Kabur Semua


wisuda kelas 3 Ts. PPSMCH 2012
"Ustad Badri kejam sekali! Dari semua soal ujian tak ada satu pun yang bisa dijawab".

Situasi ini terjadi pada ajaran 2005-2006. Saat itu, raut wajah kelas 3 Tsanawiyah tampak sekali kekhawatiran akan ketidaklulusannya. Entah ini master of class atau yang lain, semuanya khawatir tidak lulus.

Kekhawatiran ini disebabkan karena ketua Imtihan Niha'i (IMNI) atau ujian kelulusan yang saat itu adalah Ustaz Badri, salah satu ustaz senior yang dikenal kedisiplinan dan keangkerannya.

Bukan hanya itu yang melekat pada Ustaz Badri, beliau dikenal tanpa kompromi dan betul-betul membuat santri ada kegetiran ketika di sampingnya. Yang paling dikhawatirkan adalah menjadi bagian dari proses IMNI.

IMNI merupakan momok bagi setiap santri. Karena di situlah penentu kelulusan di setiap jenjang dari Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah—juga sebagai kebanggaan untuk kedua orang tuanya. Ada yang lebih diinginkan setelah lulus Tsanawiyah adalah menjadi Guru Tugas di sebuah lembaga.

Sebelum IMNI berlangsung segala ritual dilakukan seperti memanjatkan doa-doa dan zikir bersama—juga salat malam agar dirinya mampu menjawab soal-soal yang keluar saat ujian.

Belajar bersama sudah disiapkan lima bulan sebelum IMNI berlangsung. Biasanya menggunakan teras musala dan madrasah agar semua santri kelas tiga belajar dan lulus bersama.

Di hari pertama, pisu-misu keluar dari peserta IMNI, dari 50 soal yang keluar hanya satu yang bisa dijawab. Itu pun oleh santri paling pintar di kelas 3 Tsanawiyah. Semuanya merasa yang belajar kurang lebih dari lima bulan terasa ambyar, hampa, dan percuma.

Di hari kedua pun sama. Peserta IMNI kelas 3 Tsanawiyah kesulitan menjawab soal-soal tersebut, keketiran akan tidak lulus telah membayanganginya sehingga prustrasi dan rasa marah terlihat dari raut mukanya. Di hari ketiga IMNI, semua peserta IMNI kelas 3 Tsanawiyah kabur ke Langgundi desa Kramat Socah. Peserga IMNI hanya kelas 6 Ibtidaiyah dan kelas 3 Aliyah yang tetap mengikuti ujian.

Kabar ini tersebar luas sampai ke Dalem. Sebagian riwayat menyebutkan keluarga Dalem jadi murka.

Setelah kejadian tersebut, pas malamnya santri kelas 3 Tsnawiyah dikumpulkan dan disidang oleh Ra. Karror Aschal. Dalam sidang tersebut turut hadir Ustaz Badri, ketual IMNI dan Ustaz Buchori, wali kelas 3 Tsanawiyah.

Atas ulahnya, santri kelas 3 Tsanawiyah dihukum perindividu harus menghatamkan Al-quran di Maqbaroh Syaichona Moh. Cholil Martajasah.

Positifnya setelah kejadian tersebut, IMNI lebih mudah sehingga hanya beberapa orang yang tidak lulus.

Beberapa tahun kemudian alumni kelas 3 Tsanawiyah 2005-2006 ada yang jadi Ustaz di PPSMCH. Dengan bangga ia mengatakan ke juniornya "dulu pas IMNI, hanya dalam waktu lima menit saya telah mengumpulkan" pikiranku pas lagi ngerjain soal "karena sampeyan gak tahu mau jawab, akhirnya lari".

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp