Saturday, February 5, 2022

Implementasi Kurikulum 2013 dalam Menulis Teks Eksplanasi di Kelas XI SMA

Pendidikan merupakan hal penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga sebagai wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Menurut Mulyasa (2014: 68), Kurikulum 2013 berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi), tugas-tugas dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.

Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif dengan contextual teaching and learning (CTL). 

Kemendikbud (2013) menyebutkan bahwa kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan scientific, yaitu guru bertindak sebagai fasilitator atau narasumber, mengarahkan kegiatan-kegiatan belajar, memberikan umpan balik, dan membantu memberikan penjelasan. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang pentingnya pembelajaran dengan pendekatan scientific atau disebut juga dengan metode 5 M yaitu “Mengamati”, “Menanya”, “Menalar”, “Mencoba”, “Mengomunikasikan”.

Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik. Kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assesment). Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya, yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. 

Hal tersebut senada dengan pendapat Palm (2008: 9) bahwa, “Authentic assessment is often associated with assessment emulating real life task situations, but also possesses meanings such as assessment aligned with curriculum and assessment that effectively supports learning.” Penilaian autentik sering dikaitkan dengan penilaian meniru situasi tugas kehidupan nyata, tetapi juga memiliki makna seperti penilaian selaras dengan kurikulum dan penilaian yang efektif mendukung pembelajaran.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA mengutamakan pembelajaran berbasis teks. Dalam pembelajaran berbasis teks, pelajaran Bahasa Indonesia diajarkan bukan hanya sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai teks yang berfungsi untuk menjadi sumber pemngembangan diri pada konteks sosial-budaya dalam akademis. Keterampilan berbahasa ada empat komponen, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. 

Setiap keterampilan berhubungan erat dengan tiga keterampilan lainnya. Di antara keempat keterampilan tersebut, menulis adalah paling sulit karena dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan. Semua keterampilan itu perlu adanya latihan dan rangsangan oleh sekitar agar diperoleh. Menyusun suatu gagasan, pendapat, dan pengalaman dalam bentuk tulisan bukanlah hal mudah karena perlu adanya rangsangan dan latihan. Keterampilam menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

Menurut Nurudin (2007: 4), menulis adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Dengan keterampilan menulis siswa mampu menuangkan pikiran pada tulisan. Keterampilan menulis yang tidak diimbangi dengan praktek menjadi salah satu faktor kurang terampilnya siswa dalam menulis. Kebanyakan peserta didik kurang menguasai menuangkan gagasan dan pendapat memang bukanlah pekerjaan yang mudah karena dibutuhkan latihan serta rangsangan dari orang-orang sekitar—hal ini adalah guru. 

Oleh karena itu, menulis membutuhkan pengetahuan dan kebiasaan. Penyebab lain dari terbatasnya siswa dalam kemampuan menulis adalah guru kurang tepat dalam memilih bahan ajar, metode, dan media pembelajaran, sehingga membuat peserta didik merasa kurang tertarik dan kurang minat dalam menulis. Bahan ajar, metode, dan media pembelajaran yang dipilih sebaiknya juga mempertimbangkan masalah kebutuhan, minat, dan perhatian siswa serta lingkungan kehidupan mereka.

Melihat fenomena di atas, pembelajaran menulis di sekolah sangat diperlukan. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan menulis teks eksplanasi. Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan juga lainnya bisa terjadi. Sebuah peristiwa baik peristiwa alam maupun sosial yang terjadi disekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat serta juga proses. Kejadian atau peristiwa yang terjadi disekitar kita pantasnya tidak hanya kita amati serta dirasakan saja, tetapi sekaligus digunakan sebagai pembelajaran. Mengapa kejadian itu bisa terjadi serta juga bagaimana bisa terjadi peristiwa atau kejadian seperti itu.

Seperti yang menjadi ciri daari teks eksplanasi yang dijelaskan diataass, teks ini mempunyai tiga struktur yang membentuk supaya menjadi satu kesatuan yang utuh. Strukturnya teks eksplanasi diantaranya sebagai berikut: 1)Pernyataan umum, berisikan mengenai/tentang topik yang akan dijelaskan pada proses proses terjadinya/proses keberadaan; 2) Urutan Sebab Akibat, berisi mengenai detail penjelasan proses terjadinya yang disajikan dengan secara urut atau bertahap dari yang paling awal sampai akhir; 3) Interpretasi, berisi tentang atau mengenai kesimpulan dari topik yang telah dijelaskan.

PEMBAHASAN
Pembelajaran harus memiliki tujuan yang jelas dalam pelaksanaannya. Untuk itu diperlukan suatu aturan agar cita-cita bangsa dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Maksud dari isi dan bahan pelajaran ialah susunan, bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.


Perencanaan Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Kurikulum 2013
Guru sebagai pelaksana pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan segala perangkat pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Perencanaan pembelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Perencanaan pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Silabus pada kurikulum 2013 telah disiapkan oleh pemerintah, sehingga guru dalam pembuatan RPP hanya mengembangkan dari silabus tersebut. Silabus yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam pelajaran bahasa Indonesia meliputi: a) satuan pendidikan; b) kelas/semester; c) kompetensi inti (KI); d) kompetensi dasar; e) materi pokok; f) pembelajaran; g) penilaian; h) alokasi waktu; dan i) sumber.

Guru diharapakan mampu menyusun RPP dari silabus yang dibuat oleh pemerintah dengan baik agar langkah-langkah pemebalaran berjalan dengan optimal. Hal ini dipertegas oleh Sanjaya (2011: 28) bahwa, perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.

Seorang guru harus memperhatikan langkah-langkah pengembangan RPP dalam penyusunannya. Sesuai dengan Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembelajaran yang menjabarkan langkah-langkah pengembangan RPP, antara lain: 1) pengkajian silabus; 2) perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3, dan KI-4; 3) materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial; 4) penjabaran kegiatan pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; 5) penentuan alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi pada silabus, selanjutnya dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; 6) pengembangan penilaian pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian, serta membuat pedoman penskoran; 7) menentukan strategi pembelajaran remedial segera setelah dilakukan penilaian; 8) menentukan media, alat, bahan, dan sumber belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran berupa RPP dikembangkan oleh guru berdasarkan silabus yang dibuat oleh pemerintah. Kompetensi dasar dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi adalah memahami teks eksplanasi dan menyusun teks eksplanasi. Pada setiap KD dikembangkan indikator atau penanda. Hasil penelitian menunjukkan indikator yang dirumuskan guru sudah memenuhi tiga kriteria utama, yaitu dirumuskan dengan kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Materi pembelajaran belum dibedakan berdasarkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Materi pelajaran merupakan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Rohman (2013: 78) menjelaskan isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Pada pembelajaran menulis teks eksplanasi di kelas XI yang termasuk dalam fakta adalah contoh teks eksplanasi “Surabaya banjir”, “Surabaya macet”, dan “Cuaca di Surabaya mencapai 41o”. Pada contoh teks eksplanasi tersebut harus berisi tentang kejadian sehari-hari yang sering dijumpai siswa. Ciri-ciri dan struktur teks eksplanasi termasuk ke dalam prinsip, sedangkan yang termasuk prosedur dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi adalah menyusun teks eksplanasi secara individu.

Peran media di jaman globalisasi ini sangat penting terhadap proses pembelajaran. Menurut Anitah (2009: 5), media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Guru menggunakan media berupa LCD dan papan tulis. Penggunaan media LCD masih sebatas untuk menampilkan materi berupa power point, dan video visual.

Guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dituntut untuk dapat mengimplementasikan kurikulum 2013, salah satunya adalah penggunaan metode dalam pembelajaran. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang pentingnya pembelajaran dengan pendekatan scientific atau disebut juga dengan metode 5 M yaitu “Mengamati”, “Menanya”, “Menalar”, “Mencoba”, dan “Mengomunikasikan”.

Kegiatan pembelajaran terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Namun, guru harus memerhatikan di ‘Kegiatan Inti’ agar siswa betul-betul mampu menulis teks eksplanasi. dalam saintifik, yaitu
  1. Mengamati. Guru memberikan contoh teks eksplanasi. Kemudian, guru memberikan rangsangan mengenai teks eksplanasi dengan cara menampilkan video secara detil tentang kejadian-kejadian di sekitar, atau mengenai perubahan aktivitas alam seperti kemacetan di jalan raya, gunung meletus, terjadinya banjir, dan kecelakaan. Guru menyuruh siswa untuk memerhatikan akibat kejadian-kejadian tersebut dan menghubungkan dengan struktur teks eksplanasi.
  2. Menanya. Guru memberi kesempatan terhadap siswa untuk bertanya.
  3. Menalar. Setelah bertanya dan dijelaskan, guru menyuruh siswa memerhatikan kejadian-kejadian yang dialami dengan menghubungkan teks eksplanasi.
  4. Mencoba. Siswa mencoba menulis teks eksplanasi sesuai kejadian yang dialaminya.
  5. Mengomunikasikan. Siswa memperesentasikan hasil tulisan teks eksplanasi secara bergilir dan mengumpulan hasil tulisan teks eksplanasi ke guru.

DAFTAR PUSTAKA
Alyuhendri. (2005). Peningkatan Menulis Eksplanasi Menggunakan Teknik Catatan
Harian Siswa. Wawasan Pendidikan dan Pembelajaran. 3 (2), 127-141.
Anitah, Sri. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Ghasemi, Parvin. (2011). Teaching The Short Story To Improve L2 Reading And Writing Skills: Aproaches And Strategies. International Journal of Arts And Sciences, 4(18), 265-273. Diperoleh 15 Januari 2015.
Kosasih, E. (2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda Karya.
Nurudin. (2007). Dasar-Dasar Penulisan. Malang: UMM Press.
Palm, T. (2008). Performance Assessment and Authentic Assessment: A Conceptual Analysis of the Literature. Practical Assessment Research & Evaluation, 13 (4), 1-11. Diperoleh 8 Juni 2015.
Purwahida, R., Sayuti, S.A., & Esti, S. (2010). Pembelajaran Sastra di Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Negeri 8 Yogyakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 11 (1), 18-30.
Rohman, M. & Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Sanjaya, W. (2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp