Wednesday, October 5, 2022

Prabowo Butuh Cak Imin


Prabowo Subianto - A. Muhaimin Iskandar
Baru-baru ini, Anies Baswedan telah menyatakan kesiapannya bertarung di Pilpres 2024 mendatang. Deklarasi kesiapan untuk maju di Pilres 2024 menjelang detik-detik akhir jabatan sebagai Gubernur DKI bukan tanpa pertimbangan, terbukti pada 3 Oktober 2022, Surya Paloh, Ketum Partai Nasdem, telah mendeklarasikan bahwa partainya akan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024.

Jauh sebelum Anies Baswedan, Prabowo Subianto lebih dulu menyatakan kesiapannya akan kembali bertarung di Pilres 2024 mendatang. Kekalahan dua kali beruntun di Pilres 2014 dan 2019 dari rivalnya, Presiden Joko Widodo, tidak membuat Prabowo jera, tapi jiwa kesatria dalam dirinya selalu menggelora. Hal ini sebagai upaya agar Indonesia bisa lebih baik atau paling tidak, meneruskan program-program Presiden Jokowi yang telah direncanakan.

Prabowo boleh kalah dari Jokowi, tapi tidak boleh kalah dari calon lain. Prabowo harus mengevaluasi menyeluruh agar tidak kalah ketiga kalinya atau kekalahan secara hattrick. Prabowo harus belajar dari Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.

Pada Pilpres 2019, Prabowo - Sandi melawan Jokowi - Makruf Amin yang notabene Prabowo dan Sandi sama-sama nasionalis tidak mampu melawan kekuatan nasionalis-religius NU, sehingga Prabowo - Sandi kalah telak di basis pemilih NU, terutama, Jawa Timur.

Kekuatan NU tidak lagi diragukan. Meskipun pemilih NU heterogen, tapi prinsip dasar jiwa Nahdliyyin patuh pada kiai tidak bisa dinafikan, karena karakter orang NU pada dasarnya adalah patuh pada kiai.

Gerindra - PKB

Modal baik bagi Prabowo adalah koalisi antara Gerindra dan PKB telah terjalin. Prabowo dan Cak Imin telah menandatangani piagam koalisi di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat pada Sabtu, 13 Agustus 2022. Artinya, PKB yang mayoritas partainya orang NU menjadi modal besar untuk kemenangan Prabowo di Pilpres 2024 mendatang.

Koalisi Gerindra - PKB akan menjadi koalisi paling seksi di Pilpres 2024. Alasan mendasar adalah bahwa pemilih Gerindra merupakan mayoritas nasionalis dan pemilih PKB adalah pemilih religius NU. Hal ini akan menjadi kekuatan besar sehingga pemilih Jokowi dari kalangan Nahdliyyin di Pilpres 2019 akan beralih ke Prabowo di Pilpres 2024.

Selain mempunyai basis yang jelas, suara Gerindra di Pemilu 2019 adalah sebesar 13,75 persen dan suara PKB sebesar 10,09 persen. Jika perolehan suara Gerindra - PKB digabung, maka Prabowo mempunyai konstituen yang jelas sehingga peluang untuk menang terbuka lebih lebar.

Gerindra - PDIP

Setelah koalisi Gerindra - PKB terbangun, PDIP mencoba masuk dalam koalisi Gerindra - PKB. Ini terlihat jelas ketika Puan Maharani, Ketum PDIP, menemui Prabowo di Hambalang pada 4 September 2022. Pada 25 September 2022, Puan Maharani bersama Muhaimin Iskandar melakukan ziarah kebangsaan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. 

Jika PDIP masuk ke koalisi Kebangkitan Indonesia Raya, akan dipastikan Prabowo di Pilpres 2024 menang secara mutlak. Akan tetapi, sampai saat ini, PDIP belum secara resmi masuk ke koalisi partai mana pun.

Prabowo - Cak Imin - Puan

Sejarah kemenangan calon presiden dalam kontestasi politik tidak hanya ditentukan oleh mesin partai politik pendukung, tapi figur calon wakil presiden juga berpengaruh sangat siginifikan. Pada perhelatan Pilpres 2019, sejak awal Presiden Joko Widodo selalu diserang dengan isu agama. Agama yang sifatnya memberi kedamaian pada pengikutnya berubah menjadi sosok yang sangat mengerikan. 

Presiden Jokowi diframing sebagai sosok anti Islam dan sering dianggap pemimpin yang mendeskriminasi terhadap tokoh-tohoh Islam. Mereka yang tidak suka terhadap Presiden Jokowi meletakkan tokoh agamanya di atas segalanya, sehingga ucapan sang tokoh adalah sabda Tuhan dan presiden harus tunduk di bawahnya.

Presiden Jokowi paham betul efek dari gesekan kelompok yang memainkan agama. Presiden Jokowi berupaya keras agar gesekan-gesekan yang berhubungan dengan agama secepatnya diredam. Untuk itu, Presiden Jokowi mengajak KH. Makruf Amin yang notaben tokoh NU untuk mendampingi sebagai cawapresnya dalam kontestasi Pilpres 2019. Hasilnya, selain mampu meredam isu-isu yang selama ini disematkan kepada Presiden Jokowi, juga mampu menggeruk dukungan dari basis NU. Presiden Jokowi pun menang telak di Pilpres 2019.

Di Pilpres 2024 mendatang, Anies Baswedan adalah salah satu penantang yang paling berbahaya untuk Prabowo. Jika Anies Baswedan berpasangan dengan Agus Harimurti, Ketum Partai Demokrat, Prabowo akan kewalahan menghadapinya. Jika capres diikuti oleh dua paslon antara Prabowo dan Anies, Prabowo pasti kalah jika tidak cermat memilih figur wakilnya.

Anies Baswedan - Agus Harimurti (AA) adalah pasangan religius - nasionalis. Selain itu, citra yang dibangun Anies selama ini adalah keberpihakan pada orang kecil sehingga konstituennya mengakar ke paling bawah. Anies menjadi primadona terutama dari kelompok-kelompok tertentu.

Untuk membendung Anies Baswedan, Prabowo butuh Cak Imin sebagai cawapresnya. Prabowo adalah figur nasionalis dan Cak Imin adalah figur religius NU. Di Pilpres nanti, sosok nasionalis - religius NU adalah pasangan ideal untuk mengggeruk suara basis NU terutama di Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Jika Prabowo berpasangan dengan Puan Maharani, akan terbentuk paslon sesama figur nasionalis. Pasangan tersebut kurang ideal karena meninggalkan konstituen dari basis religius terutama kelompok NU. 

Survei yang dilakukan Kedai Kopi pada September 2021 menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia menerima perempuan sebagai presiden hanya sebesar 34,2 persen. Hasil ini menyimpulkan bahwa masyarakat Indonesia lebih menyukai figur dari laki-laki untuk menjadi presiden. Jika Prabowo memaksakan figur perempuan--Puan Maharani--jadi cawapresnya, akan dikhawatirkan pendukung setianya berpindah ke figur lain karena minimnya masyarakat terhadap pemimpi dari figur perempuan.

Hasil survei yang dikeluarkan Median pada 1 Agustus 2022 menyebutkan bahwa simulasi paslon Prabowo Subianto - A. Muhaimin Iskandar selalu unggul dari semua paslon yang terangkum sebagai berikut:

Simulasi 1:
Prabowo - Muhaimin (25,%)
Anies - AHY (18%)
Ganjar - Puan (16,5%)

Simulasi 2:
Prabowo - Muhaimin (24,1%)
Ganjar - Erck ((19,5%)
Anies - AHY (18%)

Simulasi 3:
Prabowo - Muhaimin (24%)
Ganjar - Ridwan Kamil (18,4%)
Anies -AHY (17%)

Simulasi 4:
Prabowo - Muhaimin (24,5%)
Ganjar - Andika (20%)
Puan - Ridwan Kamil (14%)

Hasil simulasi pasangan calon presiden oleh Median menunjukkan figur Prabowo - Cak Imin adalah pasangan yang paling potensial untuk memenangkan Pilpres 2024 mendatang. 

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp