Pemilik TikTok di Tiongkok, ByteDance, telah menandatangani perjanjian yang mengikat dengan tiga investor besar untuk menjual lebih dari 80% aset perusahaannya di AS kepada investor AS dan global untuk menghindari larangan pemerintah AS, kata CEO TikTok Shou Zi Chew kepada karyawannya pada hari Kamis.
Kesepakatan ini merupakan langkah signifikan dalam menyelesaikan ketidakpastian selama bertahun-tahun mengenai masa depan aplikasi video pendek di Amerika Serikat sejak Agustus 2020, ketika Presiden Trump pertama kali mencoba melarang aplikasi tersebut, namun gagal, yang kini sering digunakan oleh lebih dari 170 juta orang Amerika.
Rincian kesepakatan tersebut serupa dengan yang diumumkan pada bulan September, ketika Trump menunda penegakan hukum yang melarang aplikasi tersebut hingga 20 Januari, kecuali jika pemiliknya di Tiongkok menjualnya di tengah upaya untuk menghapus aset TikTok di AS dari platform global. Dia juga menyatakan kesepakatan itu memenuhi syarat syarat divestasi.
Perusahaan mengatakan kepada karyawannya pada hari Kamis bahwa ByteDance dan TikTok telah menandatangani perjanjian yang mengikat dengan tiga investor pengelola: Oracle, Silver Lake dan MGX, untuk membentuk usaha patungan TikTok AS baru yang disebut TikTok USDS Joint Venture LLC.
Oracle menolak berkomentar. Gedung Putih merujuk pertanyaan ke TikTok. TikTok mengatakan dalam memonya bahwa kesepakatan itu “akan memungkinkan lebih dari 170 juta orang Amerika untuk terus menjelajahi dunia dengan kemungkinan tak terbatas sebagai bagian dari komunitas global yang penting.”
Kesepakatan tersebut, yang akan berakhir pada 22 Januari, akan mengakhiri upaya bertahun-tahun yang memaksa ByteDance untuk mendivestasikan operasinya di AS karena masalah keamanan nasional.
Menurut memo tersebut, Oracle, Silver Lake dan MGX yang berbasis di Abu Dhabi akan bersama-sama memiliki 45% saham entitas baru tersebut, membenarkan apa yang dilaporkan Reuters dan media lain pada bulan September.
Perusahaan patungan AS ini akan dimiliki 50% oleh konsorsium investor baru, termasuk Oracle, Silver Lake dan MGX dengan masing-masing 15%; 30,1% dimiliki oleh afiliasi dari investor tertentu di ByteDance; dan 19,9% akan disimpan oleh ByteDance, kata memo itu.
ByteDance tidak segera menanggapi permintaan komentar.
