MAKALAH Strategi Pembelajaran Ekspositori (SPE)
A. Pendahuluan
Pada
suatu ketika seorang guru sejarah mengajarkan rnateri pelajaran tentang
terjadinya Perang Diponegoro. Guru bercerita bagaimana kegigihan Diponegoro
melawan kaum penjajah. Kemampuan guru membawakan cerita dengan suara jelas yang
kadang meledak dan kadang melemah rnembawa siswa seakan-akan rnereka bagian
dari cerita melawan kekejaman penjajah. Suara guru menggelegar ketika ia menceritakan
bagaimana sang Pangeran dengan gagah berani rnemimpin perang di atas kudanya
sambil menghunus pedang. Sesekali tangannya menunjuk gambar sambil menyebutkan
nama-nama prajurit setianya seperti Sentot Prawirodirjo, Kiai Mojo, dan
lain-lain. Dan, suara guru melemah ketika akhirnya sang Pangeran ditangkap oleh
penjajah. Dengan gaya dan keterampilannya bertutur guru dapat membangkitkan emosi
siswa. Tidak sedikit siswa yang mengepalkan tangannya ketika guru sedang
menceritakan bagaimana kelicikan penjajah menangkap sang Pahlawan Diponegoro sampai akhirnya ia
dibuang. Selesai guru bercerita, proses pengajaran dilanjutkan dengan tanya
jawab, baik rnengenai urutan kejadian hingga pecahnya perang, tempat, dan waktu
kejadian, ataupun mengenai pendapat siswa tentang peran dan perjuangan sang
Pangeran. Sampai siswa kembali di rumahnya masing-masing, kejadian-kejadian seperti
yang diceritakan guru dalam Perang Diponegoro itu terus rnelekat dalam ingatan
siswa. Gambar Pangeran. Diponegoro yang sedang naik kuda dengan pedang terhunus,
yang sengaja dipasang di papan tulis oleh guru beserta prajurit-prajurit
setianya yang gagah berani seperti Kiai Mojo, Sentot Prawirodirjo, dan
lain-lain terus menari-nari dalarn ingatan siswa. Dan penuturan cerita guru,
siswa hafal urutan tahun dan tempat kejadiannya. Bukan hanya itu, efek dari
cerita guru itu membangkitkan minor siswa untuk mernbaca kisah-kisah perlawanan
terhadap penjajah. Seiring dengan turnbuhnya minat tersebut, bangkit pula
kesadaran nasionalisme siswa dan kecintaan mereka terhadap tanah air sebagai
penghargaan kepada para pahlawan.
Cerita di atas adalah contoh pembelajaran yang
diterapkan guru dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori (SPE)..
Strategi pembelajaran ini menekankan kepada proses bertutur. Materi pelajaran
sengaja diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah
menyirnak untuk rnenguasai rnateri pelajaran yang disampaikan guru.
Aliran psikologi belajar yang sangat memengaruhi SPE
adalah aliran belajar behavioristik. Seperti yang telah dijelaskan di muka,
aliran belajar behavioristik lebih menekankan kepada pemahaman bahwa perilaku
manusia pada dasarnya keterkaitan antara stimulus dan respons, oleh karenanya
dalam implementasinya peran guru sebagai pemberi stimulus merupakan faktor yang
sangat penting. Dari asumsi semacarn inilah, muncul berbagai konsep bagairnana
agar guru dapat memfasilitasi sehingga hubungan stimulus-respons itu bisa
berlangsung secara efektif. Dalarn teori belajar koneksionisme contohnya,
dikembangkan hukurn-hukum belajar seperti hukum kesiapan, hukun pengaruh, dan
hukurn latihan; sedangkan dalam teori belajar clasical conditioning
dijelaskan bagairnana hubungan keterkaitan stimulus-respons bisa dipengaruhi
oleh munculnya S2 sebagai stimulus prasyarat.
B. Konsep dan Prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Ekspositori
1.
Konsep
Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori adalah
strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyarnpaian materi secara
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengari maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Roy Killen (1998) menamakan
strategi ekspositori ini dengan istilah strategi pembelajaran langsung (direct insruction). Mengapa demikian?
Karena dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan langsung oleh guru.
Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena
strategi ekspositori . lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering
juga dinamakan istilah strategi "chalk
and talk".
Terdapat beberapa karakteristik strategi
ekspositori. Pertama, strategi
ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikari materi pelajaran secara verbal,
artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi
ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah. Kedua, biasanya rnateri pelajaran yang
disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau.fakta,
konsep-konsep tertentu yang hams dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk
berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama
pembelajaran adalah penguasaan rnateri pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah
proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat Memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
Strategi pembelajaran ekspositori
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Dikatakan
demikian, sebab dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan.
Melalui strategi ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur
dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa
dengan baik. Fokus utama strategi ini adalah kemampuan akademik (academic achievement) siswa. Metode
pembelajaran dengan kuliah merupakan bentuk strategi ekspositori.
Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif
manakala :
§ Guru
akan rnenyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan dan harus
dipelajari siswa (overview); biasanya
bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti
kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh sebab
itu, materi yang disarnpaikan adalah materi-materi dasar seperti konsep-konsep
tertentu, prosedur, atau rangkaian aktivitas, dan lain sebagainya.
§ Apabila
guru rnenginginkan agar siswa mempunyai gaya model intelektual tertentu
misalnya agar siswa bisa mengingat bahan pelajaran sehingga ia akan dapat
rnengungkapkannya kembali manakala diperlukan.
§ Jika
bahan pelajaran yang akan diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya
dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu
hanya mungkin dapat dipaharni oleh siswa manakala disampaikan oleh guru,
misalnya materi pelajaran hasil penelitian berupa data-data khusus.
§ Jika
ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang .topik tertentu. Misalnya,
materi pelajaran yang bersifat pancingan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa.
§ Guru
menginginkan untuk mendemonstrasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk
kegiatan praktik. Prosedur tersebut biasanya merupakan langkah baku atau
langkah standar yang harus ditaati dalam melakukan suatu proses tertentu.
Manakala langkah itu tidak ditaati, maka dapat menimbulkan pengaruh atau resiko
tertentu.
§ Apabila
seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga guru perlu
menjelaskan untuk seluruh siswa. Apabila guru akan mengajar pada sekolompok
siswa yang rata-rata memiliki kemampuan rendah. Berdasarkan basil penelitian
(Ross & Kyle, 1987) strategi ini sangat efektif untuk mengajarkan konsep
.dan keterampilan untuk anak-anak yang memiliki kemarnpuan kurang (low achieving students)
§ Jika
lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan strategi yang berpusat pada siswa;
misalnya tidak adanya sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
§ Jika
guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat
pada siswa.
2.
Prinsip-prinsip
Penggtmaan Strategi Pernhelajaran Ekspositori
Tidak ada satu strategi
pembelajaran yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan strategi
pernbelajaran yang lain.. Baik tidaknya suatu strategi pembelajaran bisa
dilihat dari efektif tidaknya strategi tersebut dalam mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditentukan. Dengan demikian, pertimbangan pertama penggunaan
strategi pembelajaran adalah tujuan apa yang harus dicapai.
Dalam penggunaan strategi pembelajaran
ekspositori terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
Setiap prinsip tersebut dijelaskan di bawah ini.
a. Berorientasi
pada Tujuan
Walaupun
penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utarna dalam strategi pembelajaran
ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses penyampaian
materi tanpa tujuan pembelajaran; justru tujuan itulah yang harus menjadi
pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelurn strategi
ini diterapkan terlebih dahulu, guru harus rnerumuskan tujuan pembelajaran secara
jelas dan terukur. Seperti kriteria pada
umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang
dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai oleh siswa. Hal
ini sangat penting untuk dipaharni, karena tujuan yang spesifik memungkinkan
kita bisa inengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran. Memang
benar, strategi pembelajaran ekspositori tidak mungkin dapat mengejar tujuan
kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk rnenganaslisis,
menyintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti
tujuan kemampuan berpikir taraf rendah periu dirumuskan; justru tujuan itulah
yang hams dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi ekspositori.
b. Prinsip
Komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyarnpaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini
adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu
yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan
dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Dalam
proses komunikasi, bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan, pemindahan
pesan (informasi) dari sumber pesan ke penerirna pesan. Sistem komunikasi
dikatakan efektif manakala itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara
utuh; dan sebaliknya, sistem kornunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima
pesan tidak dapat rnenangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan
rnenangkap pesan itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat rnenghambat kelancaran proses komunikasi. Akibat gangguan
(noise) tersebut memungkinkan
penerima pesan (siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali
pesan yang ingin disampaikan. Sebagai suatu strategi pembe-lajaran yang
menekankan.pada proses penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip
yang sangat penting untuk diperhatikan. Artinya, bagairnana upaya yang bisa
dilakukan agar setiap guru dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi.
c. Prinsip
Kesiapan
Dalarn, teori belajar
koneksionisrne, "kesiapan" merupakan salah satu hukum belajar. Inti
dari hukurn belajar ini adalah bahwa setiap individu akan merespons dengan
cepat dari setiap stimulus manakala dalam dirinya sudah merniliki kesiapan;
sebaliknya, tidak mungkin setiap individu akan merespon setiap stimulus yang
muncul manakala dalarn dirinya belum memiliki kesiapan. Yang dapat kita tarik
dari hukum belajar ini adalah, agar siswa dapat menerima informasi sebagai
stimulus. yang kita berikan, terlebih dahulu kita harus memosisikan mereka
dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran.
jarisan rnulai kith sajikan materi pelajaran, manakala siswa belum siap untuk
menerirnanya. Seperti halnya kerja sebuah kornputen setiap data yang dimasukkan
akan dapat disimpan dalam mernori manakala sedan tersedia file untuk menyimpan
data. Setiap data tidak mungkin dapat disimpan manakala belum tersedia filenya.
Oleh karena itu, sebelum kita menyampaikan informasi terlebih dahulu kita
yakinkah apakah dalam otak anak sudah tersedia file yang sesuai dengan jenis
informasi yang akan disampaikan atau belum, kalau seandainya belum maka
terlebih dahulu harus kita sediakan dahulu file yang akan menampung setiap
informasi yang akan kita sampaikan.
d. Prinsip
Berkelanjutan
Proses
pernbelajaran eksnositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pernbelajaran bukan hanya berlangSung pada saat
itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat rnembawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium),
sehingga mendorong. mereka untuk mencari dan menemukan atau menambah wawasan
melalui proses belajar mandiri.
C. Prosedur
Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelurn diuraikan tahapan
penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan beberapa hal yang
hams dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan strategi ini.
1.
Rumuskan
Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan
tujuan merupakan langkah pertama yang hams dipersiapkan guru. Tujuan yang ingin
dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang spesifik
yang berorientasi kepada hasil belajar. Tujuan yang spesifik, seperti yang
telah dijelaskan di atas; dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat; membimbing siswa
dalarn menyimak mata pelajaran juga akan diketahui efektivitas dan efisiensi
penggunaan strategi ini.
Sering
terjadi, proses pembelajaran dengan cara bertutur, guru; terlena dengan pembahasan
yang dilakukannya, sehingga materil pelajaran menjadi melebar, tidak fokus pada
permasalahan yang sedang dibahas. Dengan rumusan tujuan yang jelas, hal ini
tidak akan terjadi. Sebab, tujuan yang harus dicapai akan menjadi faktor pengingat
bagi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.
2.
Kuasai
Materi Pelajar dengan Baik
Penguasaan
materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi
ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna, akan rnembuat kepercayaan diri
guru meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas; ia akan bebas bergerak;
berani menatap siswa; tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat
mengganggu jalannya proses pernbelajaran; dan lain-lain. Sebaliknya, manakala
guru kurang menguasai materi pelajaran yang akan disampaikan, ia akan kurang
percaya diri sehingga ia akan sulit bergerak; takut melakukan kontak mata
dengan siswa; menjelaskan materi pelajaran serba tanggung dengan suara yang
pelan dan miskin ilustrasi dan. sebagainya. Akibatnya la akan sulit mengatur
irarna dan iklirn pembelajaran. Guru akan sulit mengontrol data rnengendalikan
perilaku-perilaku siswa yang dapat mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar
guru dapat menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, pelaiari sumber-sumber belajar
yang mutakhir. Kedua, persiapkan
rnasalah-rnasalah yang mungkin muncul dengan cara rnenganalisis materi
pelajaran sampai detailnya. Ketiga,
buatlah garis besar materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam
penyajian agar tidak melebar.
3.
Kenali
Medan dan Berbagai Hal yang Dapat
Memengaruhi Proses Penyampaian
Mengenali lapangan atau medan merupakan
hal penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik memungkinkau
guru dapat rnengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mengganggu proses
penyajian materi pelajaran: Beberapa hal yang berhubungan dengan medan yang
harus dikenali di antaranya, pertama,
latar belakang audiens atau siswa yang akan menerima materi, misalnya kemampuan
dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan disampaikan.
minat dan gaya belajar siswa, dan lain sebagainya. Kedua, kondisi ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan,
pencahayaan, posisi tempat duduk, maupun kelengkapan ruangan itu sendiri.
Pemahaman akan kondisi ruangan itu diperlukan untuk mengatur tempat duduk
dan/atau untuk menernpatkan media yang digunakan, misalnya di mana sebaiknya
layar OHP atau LCD disimpan, di mana sebaiknya gambar dipasang, dan lain
sebagainya.
Keberhasilan penggunaan strategi
ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan
materi pelajaran.
Ada beberapa langkah dalam penerapan
strategi ekspositori, yaitu;
1. Persiapan
(preparation)
2. Penyajian
(presentation)
3. Menghubungkan
(correlation)
4. Menyimpulkan
(generalization)
5. Penerapan
(aplication)
Setiap langkah itu diuraikan di bawah ini.
1.
Persiapan (Preparation)
Tahap
persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam
strategi ekspositori, langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting.
Keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori
sangat tergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam
melakukan persiapan adalah:
§ Mengajak
siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.
§ Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar.
§ Merangsang
dan menggugah rasa ingin tahu siswa
§ Menciptakan
suasana dan iklirn pembelajaran yang terbuka.
Beberapa hal yang harus dilakukan
dalam langkah persiapan di antaranya adalah:
a)
Berikan
sugesti yang positif dart hindari sugesti yang negatif
Mernberikan sugesti yang positif akan
dapat mernbangkitkan kekuatan pada siswa untuk rnenembus rintangan dalam
belajar. Sebalikrrya, sugesti yang negatif dapat mematikan semangat belajar.
Perhatikan contoh sugesti yang negatif yang diberikan oleh guru sebelum ia menyajikan
materi pelajaran.
Anak-anak hari ini kita
akan mempelajari materi pelajaran tersulit yang pernah kalian pelajari. Banyak,
bahkan hampir semua kakak-kakak kelas kalian yang gagal menguasai materi ini.
Oleh sebab itu, kalian harus bersungguh-sungguh untuk belajar agar tidak
mendapatkan nasib seperti yang dialami oleh kakak-kakak kelas kalian.
Apa yang Anda rasakan seandainya
guru Anda berkata demikian sebelum ia memulai pelajaran? Ya, pasti dalam
bayangan Anda, Anda akan merasa berat untuk mempelajari materi pelajaran yang
akan disampaikan. Seakan-akan Anda akan menghadapi pekerjaan yang sangat
"wahhh..." Sehingga sebelum belajar dimulai energi Anda sudah
terkuras habis, selanjutnya Anda pun tidak akan bergairah untuk belajar.
Manakala perasaan itu muncul jangan harap proses pembelajaran akan menghasilkan
sesuatu yang kita harapkan. Coba Anda bandingkan dengan pernyataan guru di
bawah ini.
Anak-anak hari ini kita
akan mempelajari materi pelajaran yang penuh dengan tantangan dan sangat
mengasyikkan. Memang dulu, ada kakak kelas kalian yang kurang menguasai materi
ini. Saya kira, hal ini di sebabkan karena mereka kurang bersungguh-sungguh
dalam mempelajarinya. Oleh sebab itu, saya harapkan kalian untuk meningkatkan
sedikit motivasi untuk belajar agar materi pelajaran yang sangat penting ini
dapat kalian kuasai dengan optimal.
Pernyataan
di atas berbeda dengan pernyataan sebelumnya, bukan? Ya, pernyataan di atas
merupakan pemyataan yang bisa mendorong siswa kita untuk belajar lebih giat.
Inilah yang dimaksud dengan memberikan sugesti yang positif. Siswa tidak akan
merasa dibebani, justru mereka akan merasa tertantang untuk mempelajari materi
pelajaran yang akan disampaikan itu.
b)
Mulailah
dengan mengemukakan tujuan yang harus dicapai
Mengemukakan
tujuan sangat penting artinya dalam setiap proses pembelajaran. Dengan rnengemukakan
tujuan siswa akan paham apa yang harus mereka kuasai, serta mau dibawa ke mana
mereka. Dengan demikian, tujuan merupakan "pengikat" baik bagi guru
maupun bagi siswa. Langkah penting ini sering terlupakan oleh guru. Dalam
pembelajaran, guru langsung menjelaskari materi pelajaran. Dengan demikian bagi
siswa akan mengalarni kesulitan, sebab mereka memerlukan waktu untuk
beradaptasi terhadap materi pelajaran yang dibahas. Bahkan, sering terjadi
untuk siswa tertentu proses adaptasi memerlukan waktu yang cukup lama. Artinya,
walaupun sudah lama guru bicara tetapi mereka belum mengerti apa yang hendak
dicapai oleh pembicaraan guru.
c)
Bukalah
file dalam otak siswa
Coba
Anda bayangkan, seandainya seorang guru menyampaikan materi pelajaran yang sama
sekali asing bagi Anda, artinya materi itu sama sekali materi yang belum Anda
kenal. Anda akan sulit menangkap materi yang disampaikan itu, bukan? Apalagi
jika dalam menyampaikan materi itu guru menggunakan istilah-istilah yang sama
sekali asing di telinga kita. Bagaikan kerja sebuah komputer, data akan dapat
disimpan rnanakala sudah, tersedia filenya. Demikian juga otak siswa, materi
pelajaran akan bisa ditangkap dan disimpan dalarn memori manakala sudah
tersedia file atau kapling yang sesuai. Artinya, sebelum kita menyampaikan
materi pelajaran maka terlebih dahulu kita harus membuka file dalam otak siswa
agar materi itu bisa cepat ditangkap.
2.
Penyajian
(Presentation)
Langkah penyajian
adalah langkah penyampaian materi
pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan
oleh setiap guru dalam penyajian ini adalah bagaimana agar materi pelajaran
dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini.
a)
Penggunaan
bahasa
Penggunaan
bahasa merupakan aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan presentasi. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa. Pertama, bahasa yang digunakan sebaiknya
bahasa yang bersifat komunikatif dan mudah dipaharni. Bahasa yang komunikatif
hanya mungkin muncul manakala guru memiliki kemampuan bertutur yang baik. Oleh
karenanya, guru dituntut untuk tidak menyajikan materi pelajaran dengan cara membaca
buku atau teks tertulis, tetapi sebaiknya guru menyajikan materi pelajaran
secara langsung dengan bahasanya .sendiri.
Kedua, dalam penggunaan bahasa guru harus memerhatikan tingkat perkernbahgan
audiens atau Misalnya, penggunaan bahasa untuk anak SD berbeda dengan bahasa
untuk tingkat Mahasiswa.
b)
Intonasi
suara
Intonasi
suara adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Guru
yang baik akan memaharni kapan ia harus meninggikan nada suaranya, dan kapan ia
harus melemahkan suaranya. Pangaturan nada suara akan mernbuat perhatian siswa
tetap terkontrol, sehingga tidak akan mudah bosan.
c)
Menjaga
kontak mata dengan siswa
Dalam
proses penyajian materi pelajaran, kontak mata (eye contact) merupakan hai yang sangat penting untuk membuat siswa
tetap memerhatikan pelajaran. Melalui kontak mata, yang selamanya terjaga,
siswa bukan hanya akan merasa dihargai oleh guru, akan tetapi juga mereka
seakan-akan diajak terlibat dalarn proses penyajian. Oleb sebab itu, guru
sebaiknya secara terus-menerus menjaga dan memeliharanya. Pandanglah siswa
secara jangan biarkan pandangan mereka tertuju pada luar materi pelajaran.
d.
Menggunakan
joke-joke yang menyegarkan
Menggunakan
joke adalah kemampuan guru untuk
menjaga agar kelas tetap hidup dan segar melalui penggunaan kalirnat atau
bahasa yang lucu. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan joke di antaranya. Pertama, joke yang
digunakan harus relevan dengan isi materi yang sedang dibahas. Kedua, sebaiknya joke muncul . tidak terialu sering. Guru yang terlalu sering rnemunculkan joke hanya akan mernbuat kelas seperti dalarn suasana pertunjukan. Oleh
sebab itu, guru mesti paham kapan sebaiknya ia mernunculkan joke - joke tertentu. Guru dapat Memunculkan
joke apabila dirasakan siswa sudah
kehilangan konsentrasinya yang bisa dilihat dari cara mereka duduk yang tidak
tenang, cara mereka memandang atau dengan gejala-gejala perilaku tertentu,
misalnya dengan rnemain-mainkan alat tulis, mengetuk-ngetuk meja, dan lain
sebagainya.
3.
Korelasi (Correlation)
Langkah
korelasi adalah langkah rnenghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa
atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat menangkap keterkaitannya
dalam struktur pengetahuan yang telah dimilikinya. Langkah korelasi dilakukan
tiada lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk
memperbaiki struktur pengetahuan yang telah maupun makna meningkatkan kualitas
kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.
BAGAN
8-1
Mengorelasikan Bahan
Menjadi Lebih Bermakna
Sering terjadi, dalam suatu pembelajaran setelah
siswa menerirna materi pelajaran dari guru, ia tidak dapat menangkap makna
untuk apa materi pelajaran itu dikuasai dan dipahami; apa manfaat materi
pelajaran yang telah disampaikan; bagaimana kaitan materi yang Baru disampaikan
dengan pengetahuan yang telah sejak lama dimilikinya; dan lain sebagainya.
Melalui langkah korelasi, semua pertanyaan tersebut tidak perlu ada, sebab
dengan mengaitkan (mengorelasikan) materi pelajaran dengan berbagai hal, siswa
akan langsung memahaminya.
4.
Menyimpulkan (Generalization)
Menyirnpulkan adalah tahapan untuk mernaharni inti (core) dari materi pelajaran yang telah
disajikan. Langkah menyimpulkan merupakan langkah yang sangat penting dalam
strategi ekspositori, sebab melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat
mengarnbil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula
memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Dengan
demikian siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Kalau diibaratkan
dengan rnemasukkan data pada suatu proses penggunaan komputer, rnenyimpulkan
adalah proses men-save data tersebut,
sehingga data yang baru saja. dimasukkannya akan tersimpan di memori, dan akan
muncul kembali manakala dipanggil untuk digunakan. Menyirnpulkan bisa dilakukan
dengan beberapa cara, di antaranya pertama,
dengan cara rnengulang kembali inti-inti materi yang menjadi pokok Dengan cara
demikian, diharapkan siswa dapat rnenangkap inti materi yang telah disajikan. Kedua, dengan cara mernberikan beberapa
pertanyaan yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Dengan cara
demikian, diharapkan siswa dapat rnengingat kembali keseluruhan materi
pelajaran yang telah dibahas. Ketiga,
dengan cara maping melalui pemetaan
keterkaitan antarrnateri pokok-pokok materi.
5.
Mengaplikasikan (Aplication)
Langkah
aplikasi adalah langkah untuk kemampuan siswa setelah mereka menyirnak
penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalarn
proses pembelajaran ekspositori, sebab melalui langkah ini guru akan dapat
mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh
siswa. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini di antaranya, pertama, dengan membuat tugas yang
relevan dangan materi yang telah sajikan. Kedua,
dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan
D. Keunggulan
dan Kelernahan Strategi Ekspositori
1.
Keunggulan
Strategi
pernbelajaran ekspositori merupakan strategi pernbelajaran yang banyak dan
sering digunakan Hal ini disebabkan strategi memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya;
a. Dengan
strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan
materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sarnpai sejauh mana
siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Strategi
pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.
c. Melalui
straregi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
d. Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan
ukuran kelas yang besar.
2.
Kelemahan
Di
samping memiliki keunggulan, strategi ekspositori juga, memiliki kelernahan, di
antaranya:
a. Strategi
pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki
kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki
kemarnpuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain
b. Strategi
ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan
kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat; dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c. Karena
strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan
kemampuan siswa dalam hal kernarnpuan sosialisasi, hubungan interpersonal:
serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki
guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasrne,
rnotivasi, dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur. (berkomunikasi),
dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu Sudah dapat dipastikan proses
pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e. Oleh
karena gaya kornunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication), maka kesempatan
untuk mengontrol pemahaman siswa akan materi pembelajaran akan sangat terbatas
pula. Di samping itu, kornunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang
dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
Memerhatikan
beberapa kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam melaksanakan strategi ini guru
perlu persiapan yang matang baik mengenai materi pelajaran yang akan
disampaikan maupun mengenai hal-hal lain yang dapat memengaruhi kelancaran
proses presentasi.