Tuesday, November 12, 2019

Fans Bola Vs. Fans Politik



Saya membayangkan menjadi fans sepak bola Indonesia. Selain senang betapa fanatiknya? Juga betapa runyemnya pikiran ini? Fanatik dalam politik kok beda. Kok enak banget?

Saya sering melihat fan(anatik) sepak bola Indonesia, jarang sekali dalam pertandingan damai, sportif dll. Tapi yang aku lihat seperti perang. Misu-misu dan sumpah serakah diteriakkan. Padahal yang dipisui bukan lawannya yang sedang bertanding.

Contoh kecil Persebaya Vs Persib. Maka pisunya ke Aremania dan begitu juga sebaliknya. Ini sih masih mending. Kadang ketika musuh pebuyutan bertanding bisa saja supporter dari pihak lawan harus ikhlas kehilangan nyawanya atau bus pengangkut pemain harus rusak karena amarah supporter.

Fanatik dalam sepak bola runyem, bahaya. Nyawa adalah taruhanya. Lebih tragis lagi stadionnya harus rusak oleh supporter sendiri akibat tim kesayangannya kalah. Betapa rumitnya fanatik dalam sepak bola!

Namun hal tersebut berbeda jauh dengan fanatik ke politik. Jika kita melihat Pipres 2019 tentunya sensasi permusuhan dll. sangat terasa. Hebatnya setelah Pilpres, adem ayem. Semuanya jadi akur, tidak ada lagi saling pisu-memisu, yang ada demi Indonesia.

Dari situ aku berkesimpulan bahwa fanatik dalam politik enak. Mafsadahnya lebih kecil dan untungnya lebih banyak. Misal jadi timses pemenagan paslon. Sudah barang tentu ketika jagoannya menang akan masuk dalam jajaran birokrasi, atau menjadi asisten si paslon.

Fanatik sepak bola harus banyak kerugian. Rugi uang habis meskipun tim kesayangannya menang atau rugi dalam segi fisik akibat bentrok antar atau sesama supporternya.

Nah dari sekarang mending jadi fan(antik) dalam politik dari pada fan(atik) dalam sepak bola. Fan(atik) dalam politik banyak uang hehehehe

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp