Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Pada Siswa SMA Kelas XI
pixabay.com |
Pendidikan merupakan hal penting untuk menjamin
kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga sebagai wahana untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Menurut Mulyasa (2014: 68), Kurikulum 2013
berbasis kompetensi dapat dimaknai sebagai suatu konsep kurikulum yang
menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi), tugas-tugas
dengan standar performansi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh
peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi,
antara lain ingin mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan
materi ke pendidikan sebagai proses, melalui pendekatan tematik integratif
dengan contextual teaching and learning (CTL). Kemendikbud (2013)
menyebutkan bahwa kurikulum 2013 ini menggunakan pendekatan scientific, yaitu
guru bertindak sebagai fasilitator atau narasumber, mengarahkan
kegiatan-kegiatan belajar, memberikan umpan balik, dan membantu memberikan
penjelasan. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan
dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang pentingnya pembelajaran dengan
pendekatan scientific atau disebut juga dengan metode 5 M yaitu “Mengamati”, “Menanya”, “Menalar”, “Mencoba”,
“Mengomunikasikan”.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada
Permendikbud nomor 104 tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pendidik. Kurikulum 2013 mengisyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic
assesment). Dalam penilaian autentik peserta didik diminta untuk menerapkan
konsep atau teori pada dunia nyata. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya,
yaitu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik. Hal
tersebut senada dengan pendapat Palm (2008: 9) yang menyatakan, “Authentic
assessment is often associated with assessment emulating real life task
situations, but also possesses meanings such as assessment aligned with
curriculum and assessment that effectively supports learning.” Penilaian
autentik sering dikaitkan dengan penilaian meniru situasi tugas kehidupan
nyata, tetapi juga memiliki makna seperti penilaian selaras dengan kurikulum
dan penilaian yang efektif mendukung pembelajaran.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA mengutamakan
pembelajaran berbasis teks. Dalam pembelajaran berbasis teks, pelajaran Bahasa
Indonesia diajarkan bukan hanya sebagai pengetahuan bahasa, melainkan sebagai
teks yang berfungsi untuk menjadi sumber pemngembangan diri pada konteks
sosial-budaya dalam akademis. Keterampilan berbahasa ada empat komponen, yaitu
menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan berhubungan erat
dengan tiga keterampilan lainnya. Di antara keempat keterampilan tersebut,
menulis adalah paling sulit karena dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan. Semua
keterampilan itu perlu adanya latihan dan rangsangan oleh sekitar agar
diperoleh. Menyusun suatu gagasan, pendapat, dan pengalaman dalam bentuk tulisan
bukanlah hal mudah karena perlu adanya rangsangan dan latihan. Keterampilam
menulis adalah suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.
Menurut Nurudin (2007: 4), menulis adalah kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan tulisan. Dengan keterampilan
menulis siswa mampu menuangkan pikiran pada tulisan. Keterampilan menulis yang
tidak diimbangi dengan praktek menjadi salah satu faktor kurang terampilnya
siswa dalam menulis. Kebanyakan peserta didik kurang menguasai menuangkan gagasan
dan pendapat memang bukanlah pekerjaan yang mudah karena dibutuhkan latihan serta
rangsangan dari orang-orang sekitar—hal ini adalah guru. Oleh karena itu,
menulis membutuhkan pengetahuan dan kebiasaan. Penyebab lain dari terbatasnya
siswa dalam kemampuan menulis adalah guru kurang tepat dalam memilih bahan
ajar, metode, dan media pembelajaran, sehingga membuat peserta didik merasa
kurang tertarik dan kurang minat dalam menulis. Bahan ajar, metode, dan media
pembelajaran yang dipilih sebaiknya juga mempertimbangkan masalah kebutuhan,
minat, dan perhatian siswa serta lingkungan kehidupan mereka.
Melihat fenomena di atas, pembelajaran menulis di
sekolah sangat diperlukan. Salah satu keterampilan tersebut adalah keterampilan
menulis teks eksplanasi . Teks eksplanasi adalah teks yang berisi tentang proses mengapa
dan bagaimana suatu peristiwa alam, ilmu pengetahuan, sosial, budaya, dan juga
lainnya bisa terjadi. Sebuah peristiwa baik peristiwa alam maupun sosial yang
terjadi disekitar kita, selalu memiliki hubungan sebab akibat serta juga
proses. Kejadian atau peristiwa yang terjadi disekitar kita pantasnya tidak
hanya kita amati serta dirasakan saja, tetapi sekaligus digunakan sebagai
pembelajaran. Mengapa kejadian itu bisa terjadi serta juga bagaimana bisa
terjadi peristiwa atau kejadian seperti itu.
Melihat sekilas tentang teks
ekplanasi—akan beranggapan menulis teks ekplanasi adalah suatu yang mudah. Tapi
bagi siswa SMA kelas XI, menulis adalah suatu yang sangat sulit apa pun itu
bentuknya. Oleh karenanya, yang perlu dilakukan oleh guru adalah selain dari
model pembelajaran, juga strategi agar siswa tertarik menulis. Salah satunya
dimulai dari tulisan-tulisan ringan untuk membentuk karekter daya menulis
siswa.
PEMBAHASAN
Pembelajaran harus memiliki tujuan yang jelas dalam
pelaksanaannya, untuk itu diperlukan suatu aturan agar cita-cita bangsa dapat
terwujud sesuai dengan yang diharapkan.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Maksud dari isi dan bahan pelajaran ialah
susunan, bahan kajian dan pelajaran untuk mencapai tujuan satuan pendidikan
yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Perencanaan
Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi Kurikulum 2013
Guru sebagai pelaksana pendidikan diharapkan mampu
mempersiapkan segala perangkat pembelajaran agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan maksimal. Perencanaan pembelajaran merupakan
bagian terpenting dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Perencanaan
pembelajaran meliputi silabus dan RPP. Silabus pada kurikulum 2013 telah
disiapkan oleh pemerintah, sehingga guru dalam pembuatan RPP hanya
mengembangkan dari silabus tersebut. Silabus yang dikeluarkan oleh pemerintah
dalam pelajaran bahasa Indonesia meliputi: a) satuan pendidikan; b)
kelas/semester; c) kompetensi inti (KI); d) kompetensi dasar; e) materi pokok;
f) pembelajaran; g) penilaian; h) alokasi waktu; dan i) sumber.
Guru diharapakan mampu menyusun RPP dari silabus yang
dibuat oleh pemerintah dengan baik agar langkah-langkah pemebalaran berjalan
dengan optimal. Hal ini dipertegas oleh Sanjaya (2011: 28) bahwa, perencanaan
pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional
tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku
serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada.
Seorang guru
harus memperhatikan langkah-langkah pengembangan RPP dalam penyusunannya.
Sesuai dengan Permendikbud nomor 103 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pembelajaran yang menjabarkan langkah-langkah pengembangan RPP, antara lain: 1)
pengkajian silabus; 2) perumusan indikator pencapaian KD pada KI-1, KI-2, KI-3,
dan KI-4; 3) materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan
buku panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian,
konteks pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi
untuk pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial; 4) penjabaran kegiatan
pembelajaran yang ada pada silabus dalam bentuk yang lebih operasional berupa
pendekatan saintifik disesuaikan dengan kondisi peserta didik dan satuan
pendidikan termasuk penggunaan media, alat, bahan, dan sumber belajar; 5) penentuan
alokasi waktu untuk setiap pertemuan berdasarkan alokasi pada silabus, selanjutnya
dibagi ke dalam kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup; 6) pengembangan penilaian
pembelajaran dengan cara menentukan lingkup, teknik, dan instrumen penilaian,
serta membuat pedoman penskoran; 7) menentukan strategi pembelajaran remedial
segera setelah dilakukan penilaian; 8) menentukan media, alat, bahan, dan sumber
belajar disesuaikan dengan yang telah ditetapkan dalam langkah penjabaran proses
pembelajaran.
Perencanaan pembelajaran berupa RPP dikembangkan oleh
guru berdasarkan silabus yang dibuat oleh pemerintah. Kompetensi dasar dalam
pembelajaran menulis teks eksplanasi adalah
memahami teks eksplanasi dan menyusun teks eksplanasi. Pada setiap KD
dikembangkan indikator atau penanda. Hasil penelitian menunjukkan indikator
yang dirumuskan guru sudah memenuhi tiga kriteria utama, yaitu dirumuskan
dengan kalimat yang jelas, mengandung kepastian makna, dan dapat diukur. Materi
pembelajaran belum dibedakan berdasarkan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Materi pelajaran merupakan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam proses pembelajaran.
Rohman (2013: 78) menjelaskan isi materi pembelajaran yang berupa pengetahuan
meliputi fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. Pada pembelajaran menulis teks eksplanasi
di kelas XI yang termasuk dalam fakta adalah contoh teks eksplanasi “Surabaya
banjir”, “Surabaya macet”, dan “Cuaca di Surabaya mencapai 41o”.
Pada contoh teks eksplanasi tersebut harus berisi tentang kejadian sehari-hari
yang sering dijumpai siswa. Ciri-ciri dan struktur teks eksplanasi termasuk ke
dalam prinsip, sedangkan yang termasuk prosedur dalam pembelajaran menulis teks
eksplanasi adalah menyusun teks eksplanasi secara individu.
Peran media di jaman globalisasi ini sangat penting
terhadap proses pembelajaran. Menurut Anitah (2009: 5), media adalah setiap
orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pembelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Guru menggunakan media berupa LCD dan papan tulis. Penggunaan media LCD masih
sebatas untuk menampilkan materi berupa power point, dan video visual.
Guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 dituntut untuk
dapat mengimplementasikan kurikulum 2013, salah satunya adalah penggunaan
metode dalam pembelajaran. Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang standar
proses pendidikan dasar dan menengah telah mengisyaratkan tentang pentingnya
pembelajaran dengan pendekatan scientific atau disebut juga dengan
metode 5 M yaitu “Mengamati”, “Menanya”, “Menalar”, “Mencoba”, dan
“Mengomunikasikan”.
Kegiatan
pembelajaran terdiri atas pendahuluan, kegiatan inti, dan penutup. Namun, guru
harus memerhatikan di ‘Kegiatan Inti’ agar siswa betul-betul mampu menulis teks
eksplanasi. dalam saintifik, yaitu
a. Mengamati
Guru memberikan contoh
teks eksplanasi. Kemudian, guru memberikan rangsangan mengenai teks eksplanasi
dengan cara menampilkan video secara detil tentang kejadian-kejadian di
sekitar, atau mengenai perubahan aktivitas alam seperti kemacetan di jalan
raya, gunung meletus, terjadinya banjir, dan kecelakaan. Terakhir, guru
menampilkan teks eksplasnasi melalui PPT seperti yang ada di video yang teralh
ditampilkan.
b. Menanya
Guru memberikan pertanyaan mengenai
teks eksplanasi sesuai video dan teks yang telah ditampilkan. Lalu siswa disuruh
merumuskan jawaban mengenai teks ekslanasi. Selanjutnya guru memberi kesempatan
terhadap siswa untuk bertanya.
c. Menalar
siswa mencoba
mengumpulkan data dengan mengingat kejadian-kejadian yang terjadi di sekitar.
Selanjutnya, siswa menghubungkan dengan teks eksplanasi.
d. Mencoba
Siswa mencoba menulis
teks eksplanasi dengan mengubungkan kejadian-kejadian yang dialami sebelumnya,
seperti terjadi kemacetan di jalan raya, banjir, atau kecelakaan lalu lintas.
e. Mengomunikasikan
Guru mempesilahkan kepada
siswa untuk mempresentasikan teks eksplansi yang telah ditulis. Kemudian guru
mengecek hasil tulisan siswa apakah ada yang perlu direvisi atau dianggap
selesai. Setelah itu, guru menyuruh siswa untuk mendokumentasikannya dengan
berupa buku dan disimpan di ruang guru.
Kendala-Kendala
yang Dihadapi Guru dalam Pembelajaran Menulis Teks Eksplanas
Pelaksanaan pembelajaran menulis teks di SMA kelas XI
menginginkan berjalan baik. Tetapi, kadang ditemukan kendala-kendala yang
dialami guru maupun siswa. Kendala-kendala tersebut akan berdampak terhadap
hasil pembelajaran. Kendala yang timbul dalam proses pembelajaran meliputi
kendala guru dan siswa. Kendala-kendala tersebut meliputi:
1. Kendala-kendala
yang dihadapi guru dalam menggunakan alat peraga
Dari segi penggunaan alat peraga para guru kadang
salah dalam pemilihan media pembelajaran. Akibatnya, pembelajaran menulis teks
eksplanasi kurang efektif. Oleh karenaya, guru harus pintar memilih media
pembelajaran dengan menyesuaikan materi yang akan diajarkan. Dalam hal ini
adalah teks eksplanasi.
2. Kendala-kendala
yang dihadapi guru dalam menggunakan metode
Pemebelajaran menulis terutama menulis teks
eksplanasi, kadang pemilihan metode pembelajarannya kurang tepat. Hal ini
menunjukkan kadang ketidaksiapan guru untuk mengajar dengan beberapa faktor
sehingga pembelajaran di kelas hanya sebatas formalitas. Oleh karenanya dalam
pembelajaran teks eksplanasi, guru sebaiknya menggunakan metode saintifik. Juga
strategi yang digunakan adalah strategi Contextual Teaching and Learner
(CTL) untuk menunjang keberhasilan KD dalam teks eksplanasi.
3. Kendala-kendala
yang dihadapi guru dalam mengelola kelas
Pada umumnya siswa kurang merespon atau kurang
semangat saat proses belajar-mengajar di kelas. Hal ini menuntut kemampuan guru
untuk menghidupkan suasana kelas dan meransang keaktifan siswa sehingga suasana
kelas menjadi lebih semangat dan hidup. Namun guru sangat sulit untuk mengajak
siswa turut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Kesulitan yang dihadapi guru
juga tidak terlepas dari jumlah siswa dalam satu kelas, besarnya jumlah siswa
turut menentukan lancar tidaknya pembelajaran.
Upaya-Upaya
yang Dilakukan oleh Guru untuk Mengatasi Kendala-Kendala yang Ditemui dalam
Pembelajaran Menulis Teks Eksplanasi.
Kunci sukses yang menentukan keberhasilan pembelajaran
menulis adalah kreativitas guru, karena guru adalah faktor penting yang besar
pengaruhnya, bahkan sangat menentukan keberhasilan peserta didik dalam belajar.
Ada beberapa upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kendala-kendala dalam
pembelajaran menulis teks eksplanasi di kelas XI
Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi terbatasnya
materi bahan ajar adalah dengan membuat modul bersama guru kelas XI yang lain
dengan berdasarkan buku pedoman siswa yang berasal dari pemerintah. Upaya lain
yang dapat dilakukan oleh guru adalah dengan mencari bahan ajar yang valid di
internet. Bahan ajar dapat berupa materi
maupun contoh-contoh teks eksplanasi. Guru harus hati-hati dalam hal ini,
karena tidak semua yang disajikan di internet berupa informasi yang valid. Hal
lain yang dapat dilakukan guru terkait dengan contoh-contoh cerpen adalah
dengan mencari cerpen di berbagai media sosial seperti koran, majalah, dan lain
sebagainya.
Pemilihan metode yang tepat akan meningkatkan kualitas
belajar dan mengajar. Metode yang tepat akan lebih membuat siswa menjadi
tertarik dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa juga akan lebih memahami
materi yang disampaikan guru. Situasi belajar mengajar tentunya juga akan lebih
efektif dan kondusif. Penerapan metode 5M (scientific) perlu
dimaksimalkan pelaksanaannya sesuai dengan kurikulum 2013. Pada pertemuan
selanjutnya guru akan menggunakan metode diskusi kelompok agar siswa menjadi
aktif. Selain itu guru juga perlu dibekali keterampilan agar dapat membuat
siswa menjadi kreatif dalam pembelajaran.
Guru mengelola waktu yang tersedia agar dapat
melaksanakan penilaianpenilaian secara menyeluruh dan efektif Sumber daya guru
yang kebanyakan sudah berusia lanjut kurang menguasai IPTEK juga menjadi salah
satu faktornya dalam menginput nilai siswa ke komputer. Upaya yang dilakukan
dalam hal ini adalah dengan cara guru-guru yang lebih muda dan menguasai IPTEK memberikan
pendampingan dan bimbingan kepada guru-guru yang lebih senior tersebut dalam
meng-input nilai siswa agar penyerahan LHBS kepada wali murid tidak
mengalami penundaan jadwal lagi.
Upaya-upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi
kendala dalam pembelajaran menulis teks eksplanasi dari segi siswa yakni guru
harus kreatif dalam memilihkan bahan ajar yang berupa teks eksplanasi. Guru
juga harus banyak memancing siswa agar minat siswa dapat muncul dalam
pembelajaran menulis teks eksplanasi.
Guru memotivasi dengan cara menggalakkan siswa membuat
karya tulisan baik berupa teks eksplanasi dan lainnya. Hasil tulisan itu lalu dibukukan
dan sestiap siswa harus memilikinya. Selain itu, sebagian buku yang telah
dicetak ditaruh di perpustakaan sekolah agar dijadikan pedoman oleh siswa-siswa
yang lain. Hal lain yang dapat dilakukan guru, yakni dengan memberikan suatu
penghargaan kepada siswa yang tulisannya paling bagus agar siswa yang lain juga
dapat termotivasi.
Membiasakan siswa untuk latihan menulis sesering mungkin
agar kemampuan siswa dalam menuangkan ide meningkat. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencari ide dari manapun, misalnya dari kehidupan
sehari-hari, pemandangan alam sekitar, maupun pengalaman pribadi siswa untuk
dituangkan dalam bentuk tulisan berupa tulisan. Jadi, siswa bebas mencari dan
menemukan ide dari manapun sesuai dengan kreativitas dan keinginannya.
KESIMPULAN
Secara ringkas simpulan hasil penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut. Pertama, perencanaan pembelajaran menulis
teks eksplanasi pada siswa SMA kelas XI berupa silabus dan RPP. Silabus
diperoleh dari pemerintah sehingga guru membuat RPP dengan cara mengembangkan
dari silabus. Kedua, kendala yang yang dihadapi guru dalam pembelajaran menulis
teks eksplanasi meliputi: alat praga atau media pembelajaran, model
pembelajaran dan, penguasaan kelas.
Untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks eksplanasi,
hal-hal yang dapat dilakukan siswa, guru, dan sekolah antara lain sebagai
berikut. Pertama, siswa hendaknya lebih fokus dan konsentrasi terhadap
pembelajaran dengan baik agar pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat
diterima dengan baik. Kedua, guru hendaknya meningkatkan kemampuan
merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP yang sesuai dengan kurikulum 2013,
ikut serta dan memaksimalkan fungsi MGMP bahasa Indonesia sebagai acuan dalam
mengembangkan RPP, dan menerapkan metode yang tepat dan menarik. Ketiga,
sekolah hendaknya menyediakan dan memperhatikan perawatan terhadap fasilitas
yang sudah ada, menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan siswa dan guru
agar pembelajaran berjalan sesuai dengan yang diharapkan, memberikan pelatihan
kepada guru, dan memonitor kinerja guru agar kualitas pembelajaran selalu
meningkat.
DAFTAR
PUSTAKA
Alyuhendri.
(2005). Peningkatan Menulis Eksplanasi Menggunakan Teknik Catatan
Harian Siswa. Wawasan
Pendidikan dan Pembelajaran. 3 (2), 127-141.
Anitah, Sri.
(2009). Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13
FKIP UNS Surakarta.
Ghasemi, Parvin.
(2011). Teaching The Short Story To Improve L2 Reading And Writing Skills:
Aproaches And Strategies. International Journal of Arts And Sciences, 4(18),
265-273. Diperoleh 15 Januari 2015, dari http://internationaljournal.org.
Kosasih, E.
(2012). Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama Widya.
Mulyasa, E.
(2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Rosda
Karya.
Nurudin. (2007). Dasar-Dasar
Penulisan. Malang: UMM Press.
Palm, T. (2008).
Performance Assessment and Authentic Assessment: A Conceptual Analysis of the
Literature. Practical Assessment Research & Evaluation, 13 (4), 1-11.
Diperoleh 8 Juni 2015 dari http://pareonline.net.
Purwahida, R.,
Sayuti, S.A., & Esti, S. (2010). Pembelajaran Sastra di Kelas X Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA Negeri 8
Yogyakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 11 (1), 18-30.
Rohman, M. &
Amri, S. (2013). Strategi & Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran.
Jakarta: Prestasi Pustakarya.
Sanjaya, W.
(2011). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.