Monday, December 19, 2016

Analisis Konflik Tokoh Utama dalam Cerpen Perempuan dan Pohonnya Karya Oka Rusmini



Tokoh atau penokohan merupakan salah satu unsur pembangun karya sastra. Tokoh-tokoh yang ditampilkan oleh pengarang dalam cerita memilki berbagai macam karakter. Secara umum tokoh terbagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan. (Sudjiman 1991: 16) tokoh adalah sebagai pelaku yang mengalami berbagai peristiwa dalam sebuah cerita, sehingga tokoh dalam sebuah cerpen mempunyai peranan penting, karena tanpa kehadiran tokoh jalan cerita tidak akan terjadi.

Tokoh dan penokohan dalam cerpen akan mengalami konflik secara psikologis. Berbagai persoalan timbul mengikuti perjalanan tokoh secara pribadi. Konflik dalam cerpen secara psikologis dapat mempengaruhi tingkah laku dan watak tokoh. Konflik batin yang dialami tokoh menyebabkan gangguan psikis. Gangguan ini disebabkan oleh faktor secara eksternal dan internal.

Perjalanan cerita dalam fiksi sangat membutuhkan konflik. Cerita tanpa adanya konflik akan mati rasa dan tidak menarik. Alur cerita dengan konflik sangat berkaitan. Alur tanpa konflik tidak berarti, sementara konflik lahir karena adanya alur. Sebuah cerita tanpa adanya konflik maka, cerita itu tidak akan berkembang. Berbagai cerita baru akan berkembang karena adanya konflik.

Konflik merupakan gambaran ketidakstabilan jiwa yang kemudian membentuk pola konflik menjadi klimaks. Konflik berawal dari kondisi labil yang membahas dan berakhir pada pemecahan berupa klimaks (Sayuti,200:41).

Konflik tokoh dari awal akan membentuk pusaran yang mengerucut. Konflik tokoh yang meruncing akhirnya akan meledak pada titik yang disebut klimaks. Konflik dapat terjadi antara manusia dengan manusia, konflik manusia dengan alam sekitarnya, konflik manusia dengan masyarakat, sesuatu ide dengan ide lain dan seseorang dengan kata hatinya.

Menurut Albertine (2010:28) “konflik atau frustrasi yang menghambat kemajuan individu untuk mencapai tujuan merupakan salah satu sumber anxitas.” Kondisi ini diikuti oleh perasaan tidak nyaman yang dicirikan dengan istilah khawatir, takut, tidak bahagia yang dapat kita melalui berbagai level (Hilgard, 1975:441 melalui Albertine, 2010:28)

Dalam cerpen Seorang Perempuan dan Pohonnya ada beberapa keinginan yang saling bertentangan dalam diri tokoh, yaitu Pendora yang mendapat kutukan tidak bisa berbuat banyak. Perasaan yang selalu menghantui menjadi pertanyaan-pertanyaan yang bertentangan dengan realita terhadap dirinya sehingga menimbulkan kecemasan atau anxitas.

Dengan rasa cemas atau khawatir akan berdampak pada psikis seseorang yang nantinya berdampak pada pertumbuhan atau perkembangan seseorang, dan rasa cemas pula seseorang akan merasa minder untuk berbuat atau melakukan sesuatu. Seperti kutipan di bawah ini

Inilah mungkin wujud sesungguhnya sebuah kesialan. Ketika Pendora membuka peti, seluruh kutukan yang menegerikan berlompatan, bergulingan, lalu melekat erat-erat di tubuhnya. Seperti uap, kadang baunya menyengat dan memusingkan orang-orang yang ada di sekitarnya. Bahkan membuat mual si pemilik tubuh. Kutukan itu menempel erat. Tak ada sepotong mahkluk pun bisa mengupasnya. Semua itu harus dijalani seorang perempuan. Dengan tubuhnya yang indah dan bertaburan aroma, sering mengundang keringat lelaki meleleh.

Apabila diri seseorang ada hal berlainan atau sesuatu yang tidak semestinya ada pada kehidupannya akan ada ketidak puasan dan akan menimbulkan ide yang bertentangan dengan hidupnya. Ide-ide akan berbentuk pertanyaan, pertanyaan ini akan terbayang dalam benaknya tentang hal yang telah terjadi. Dan ini digambarkan dalam penggalan kutipan di bawah ini

Perempuan juga harus mempunyai cinta dan harus jatuh cinta! Konon, tanpa cinta, seluruh makhluk di bumi tidak ada.

Adakah pohon tumbuh juga karena cinta? Aku tumbuh karena cinta? Cinta dari siapa? Apakah aku memiliki orang-orang yang mencintai aku? Atau, bolehkah kita hidup tanpa cinta? Bisakah kita hidup tanpa cinta? Besarkah kita? Hidupkan?

Lalu kenapa ada perceraian, perpisahan? Di mana cinta bersembunyi saat itu? Apa itu bagian dari cinta, dalam wujudnya yang berbeda?

Aku tidak percaya cinta itu ada. Sejak adikku berkata: “Kita ini anak siapa? Kenapa orang yang mengaku orang tua kita sibuk dengan anak-anak mereka. Lalu pada siapa kita harus mengadu, bermanja-manja, minta tolong? Kita ini anak siapa? Apakah kelahiran kita diinginkan? Kenapa sejak kecil kita yang harus mencoba mengerti mereka? Kapan mereka mau mendengarkan kita, memperlakukan kita sama seperti anak-anak baru mereka? Berpikir tentang kita? Kuatir sesuatu yang membahayakan atau mengancam kita? Punyakah mereka cinta, harapan dan cerita ketika membuat kita?”

Rasa tidak puas dengan realita kehidupan yang dialami juga menjadi permasalahan dan akan mendatangkan sifat iri. Sifat iri apabila melekat pada sifat manusia akan berubah menjadi benci. Ciri khas yang menandai perasaan benci adalah timbulnya nafsu atau keinginan untuk menghancurkan objek yang menjadi sasaran kebencian. Perasaan benci bukan sekedar timbulnya perasaan tidak suka atau enggan yang dampaknya ingin menghindar dan tidak bermaksud menghancurkan. Sebaliknya perasaan benci akan selalu melekat di dalam diri seseorang dan ia tidak akan pernah merasa puas sebelum menghancurkannya; bila objek itu hancur dia akan merasa puas (Krech, 1974:479, melalui Albertine, 2010:44). Seperti kutipan di bawah ini

Aku berteriak. Mengamuk. Menyelamatkan potognan daging lelaki yang mucrat dari perutku. Dengan sisa kekuatanku, kubunuh pohon bringin itu. Kugigit tubuhnya, kumakan daun-daunnya sampai tak tersisa. Sampai orang-orang tidak pernah lagi bisa melihat tubuh pohon itu lagi. Aku puas, sambil menggendong potongan tubuh kecilku.

Cerpen seorang perempuan dan pohonnya sangat bagus. Kerumitan bahasa serta alur cerita yang menarik menambah daya tarik cerpen ini. Cerita yang dibuat dengan alur yang strategis membuat membaca penasaran dengan cerpen ini hingga dapat dipastikan akan membaca cerpen ini hingga tamat.



Daftar Pustaka

Siswantoro. 2005. Mitode Penelitian Sastra. Surakarta Muhammadiyah Unversity Press

Albertine, Minderop. 2016. Psikologi Sastra. Jakarta. Yayasan Pustaka Obor

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp