Monday, December 19, 2016

Analisis Fenimis Interseksionalitas dalam Cerpen Seorang Perempuan Dan Pohonnya Karya Oka Rusmini



Teori feminis melihat dunia dari sudut pandang perempuan. Teori feminis adalah sistem gagasan umum dengan cakupan luas tentang kehidupan sosial dan pengalaman manusia yang berkembang dari perspektif yang berpusat pada perempuan.

Dalam perjalanan sejarahnya, teori feminis secara konstan bersikap kritis terhadap tatanan sosial yang ada dan memusatkan perhatiannya pada variabel-variabel sosiologi esensial seperti ketimpangan sosial, perubahan sosial, kekuasaan, institusi politik, keluarga, pendidikan, dan lain-lain.

Teori feminis dipandu oleh empat pertanyaan dasar, yaitu 1) Bagaimana dengan para perempuan? 2) Mengapa situasi perempuan seperti ini? 3) Bagaimana dapat mengubah dan memperbaiki dunia sosial ini? dan 4) Bagaimana dengan perbedaan antarperempuan?

Teori feminis berpusat pada tiga hal. Pertama ‘objek’ penelitian utamanya, pijakan awal dari seluruh penelitiannya, adalah situasi (atau situasi-situasi) dan pengalaman perempuan di dalam masyarakat. Kedua, teori ini memperlakukan perempuan sebagai ‘subjek’ sentral dalam proses penelitiannya. Ketiga teori feminisme bersikap kritis dan aktif terhadap perempuan, berusaha membangun dunia yang lebih baik bagi perempuan dan dengan demikian juga bagi umat manusia.

Dalam feminisme terdapat feminis Interseksionalitas atau interseksionalisme adalah kajian tentang titik temu atau hubungan antara segala sistem atau bentuk penindasan, dominasi atau diskriminasi.

Teori sosiologi feminis ini pertama kali disebut oleh Kimberlé Crenshaw pada tahun 1989, meskipun konsepnya jika ditelusuri telah ada sejak abad ke-19. Teori ini menunjukkan bahwa berbagai kategori biologis, sosial dan budaya seperti gender, ras, kelas, kemampuan, orientasi seksual, agama, kasta, dan sumbu lainnya terkait identitas saling berinteraksi, memberikan kontribusi terhadap kesenjangan sosial dan ketidakadilan yang sistematis. Interseksionalitas menyatakan bahwa konseptualisasi klasik penindasan dalam masyarakat, seperti rasisme, seksisme, bifobia, homofobia, transfobia, dan juga kefanatikan terhadap kepercayaan, tidak bertindak secara independen satu sama lain, melainkan bentuk-bentuk penindasan tersebut saling berhubungan, menciptakan sistem penindasan yang mencerminkan "persimpangan" dari berbagai bentuk diskriminasi.

Dalam cerpen Perempuan Dan Pohonnya karya Oka Rusmini terdapat feminis Interseksionalitas dimana ada penindasan secara sosial dan biologis sehingga terdapat kesenjangan sosial dan keadilan yang sistematis. Seperti kutipan di bawah ini

“Adakah pohon tumbuh juga karena cinta? Aku tumbuh karena cinta? Cinta dari siapa? Apakah aku memiliki orang-orang yang mencintai aku? Atau, bolehkah kita hidup tanpa cinta? Bisakah kita hidup tanpa cinta? Besarkah kita? Hidupkan?

Lalu kenapa ada perceraian, perpisahan? Di mana cinta bersembunyi saat itu? Apa itu bagian dari cinta, dalam wujudnya yang berbeda?”

Dalam gambaran kutipan di atas bahwa Pendora, seorang cewek dalam tokoh utama tersebut merasa dirinya tertindas akibat perceraia orang tuanya. Karena merasa terlantar maka timbullah perlawanan berupa pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam pikirannya.

Hal ini hampir menjadi budaya apabila terjadi perceraian maka anak akan terlantar dan kurangnya rasa kasih sayang oleh orang tuanya sehingga terjadi pemberontakan atau perlawanan dari Si wanita yang berupa ide-ide atau pertanyaan-pertanyaan dari agar merasa dirinya mendapat keadilan yang sama.

Seperti dalam kutipan di bawah ini     

“Aku tidak percaya cinta itu ada. Sejak adikku berkata: “Kita ini anak siapa? Kenapa orang yang mengaku orang tua kita sibuk dengan anak-anak mereka. Lalu pada siapa kita harus mengadu, bermanja-manja, minta tolong? Kita ini anak siapa? Apakah kelahiran kita diinginkan? Kenapa sejak kecil kita yang harus mencoba mengerti mereka? Kapan mereka mau mendengarkan kita, memperlakukan kita sama seperti anak-anak baru mereka? Berpikir tentang kita? Kuatir sesuatu yang membahayakan atau mengancam kita? Punyakah mereka cinta, harapan dan cerita ketika membuat kita?”

Bahwa adik Pendora juga mengalami hal yang sama yaitu dirinya merasa tidak mendapat keadilan karena belum tahu siapa orang tuanya. Dalam pertanyaan adiknya pada Pendora membuat Pendora semakin memberontak dalam dirinya tentang apa yang telah dialami.

Ketika ketidak adilan yang didapat oleh seorang maka orang tersebut memberontak untuk menuntut hak-haknya sebagai anak. Yaitu kasih sayang dari orang tuanya. Dan orang tersebut akan bertanya-tanya tentang orang tuanya kenapa dirinya bisa terjadi suatu hal yang tidak diinginkan sehingga orang tersebut merasa ada yang berbeda dari kehidupan teman-temannya.

Cerpen seorang perempuan dan pohonnya sangat bagus. Kerumitan bahasa serta alur cerita yang menarik menambah daya tarik cerpen ini. Cerita yang dibuat dengan alur yang strategis membuat membaca penasaran dengan cerpen ini hingga dapat dipastikan akan membaca cerpen ini hingga tamat.




Daftar Pustaka

http://ciphaphidaty.blogspot.co.id/2013/01/teori-feminisme-jenisnya.html diambil pada 10 Desember 2016 jam 10.00 Wib

https://id.wikipedia.org/wiki/Interseksionalitas diambil pada 10 Desember 2016 jam 10.00 Wib


bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp