Analisis Penampilan Drama Ayahku Pulang
Drama yang telah ditampilkan oleh kelompok dua dengan
judul Ayahku Pulang perlu dianalisis dan diapresia. Menganalisis penampilan
khususnya yang berhubungan dengan karya sastra sebaiknya dianalisis sedetail
mungkin. Bahkan hal sekecilpun harus diperhitungkan agar hasilnya lebih
mengarah dan tidak berat sebelah.
Drama Ayahku Pulang dengan suasana sedih sangat
menegangkan sehingga membuat air mata akan keluar dengan sendirinya walaupun
alur ceritanya bisa ditebak. Sedikit disimpulkan drama yang berlatar di satu
tempat, yaitu di rumah. Drama ini menceritakan sosok keluarga yang ditinggal
ayahnya ke Singapore dan tidak kembali lagi selama bertahun-tahun. Dari
keluarga Indonesia menganggapnya sang aya telah meninggal dunia karena ada
kabar dari singapore. Kehidupan tanpa seorang ayah, anak tertua terpaksa
menjadi tulang punggung menhidupi keluarganya dan mengsekolahkan kedua adiknya
agar adik-adiknya tidak sperti dirinya yang tidak tamat SD.
Ketika kehidupan keluarga normal Si Bapak pulang ke
rumahnya dengan wujud sangat menyedihkan. Kedatangan ini disambut haru. Akan
tetapi anak tertua, Sunarto sangat membencinya bahkan tidak segan mengusir dari
rumah karena bapaknya dulu telah menelantarkan keluarganya.
Dari sinopsis di atas dapat disimpulkan tokoh dalam
cerita Ayahku Pulang terdapat lima tokoh. Ayah, Ibu, Sunarto (anak tertua) dan
kedua adiknya. Dari lima pemain tersebut adalah Ahlan sebagai sosok ayah,
Muharromah sebagi sosok ibu, Yogi sebagai sosok Sunarto, dan Faisol sama Putri
sebagai sosok adiknya Yogi.
Ahlan yang beperan sebagai Ayah sangat menguasai sosok
tersebut bahkan mampu menguasai peran pengamin. Muharromah yang berperan
sebagai ibu tidak kalah hebatnya dengan ahlan, dia mampu membuat penonton ingin
menangis dengan kata-kata yang dikeluarkan oleh Muharromah, dengan acting-nya
mampu menyihir penonton terpukau.
Yogi berperan sebagai kakak. Yogi ini pokok sentral
dalam penampilan ini. Dan semua pokok permasalahan dalam cerita terpusat pada yogi. Walaupun Yogi mampu memerankan
pokok ini ada beberapa kelemahan pada dirinya. Pertama, tidak begitu hafal teks
drama sehingga tampak sekali ketika berbicara seakan-akan menghafal dan dirinya
tidak sepenuhnya ada di tempat mealinkan ada pada teks tersebut. Kedua, keangkuah
Yogi tampak sekali seperti dibuat-buat bukan sepenuhnya menjadi tokoh tersebut.
Dua kekurang ini pada Yogi tidak mengurangi kesan dan pesan pada penampilan
tersebut. Sedangkan Faisol dan Putri cukup bagus sebagai perannya namun perlu
ditingkatkan kembali. Bagi Putri harus lebih serius agar efeknya lebih bagus dan yang paling
penting jangan sampai ketawa.
Dalam permainannya sangat bagus akan tetapi ada permasalahan
tempo yang kurang menarik. Menurut Rendra (2013: 47), Tempo yang tempat, tempo
yang sesuai dengan kebutuhan kejelasan permainan dan kejelasan jalan cerita
sandiwara. Dan tempo yang menarik, yang mengandung keberagaman: cepat, lambat,
dan hening. Tempo akan membosankan penonton, karena pertunjukan terkesan
bertele-tele. Sebaliknya tempo yang terlalu cepat juga tidak bisa menarik
penonton, karena tidak ada hal yang tidak bisa diendapkan dari pertunjukkan.
Semua tampak seperti terburu-buru (Rendra, 2013:47).
Tempo pada adegan dimana Si ayah pergi dari rumahnya
karena tidak diterima oleh Sunarto dan kemudian disusul oleh Maimun untuk
dibawa kembali ke rumah dan berselang beberapa menit Maimun kembali dengan
bawah pakaian Si Ayah dengan alasan Si Ayah sudah meninggal. Dari pengejaran Maimun
dan kembalinya ke rumah terasa terlalu cepat sehingga adegan tersebut kurang
menarik dan terkesan kurang bagus. Karena adegannya ketika Maimun kembali ke
rumahnya dengan membawa kabar bahwa ayahnya telah bunuh diri dengan loncat ke
sungai. Sebaiknya saat adegan itu temponya lebih diperlambat sedikit agar
kesannya lebih menarik.
Dan yang terakhir ketika Si Ayah meninggal dunia,
Faisol seakan tidak berperan sebagai maimun lagi akan tetapi Faisol bernyanyi
dengan menggambarkan keadaan keluarga yang ditinggal Si Ayah. Alangkah lebih
bagusnya nyanyian itu direkam dan
diputar saat-saat seperti itu. Pasti kesannya akan lebih menarik.
Secara keseluruhan penampilan ini sangat baik dan harus
diberi nilai plus karena keruntutan cerita dan pesan moral yang disampaikan
sangat bagus walaupun ketika Maimun datang cerita bisa direka-reka. semoga
penampilan selanjutnya lebih bagus dari kelompok satu dan kelompok dua.