Thursday, February 6, 2020

Budaya Komunikasi Mahasiswa Madura Di Yogyakarta Kajian Etnografi James P. Spradley


pixabay.com
1.         Pendahuluan
Etnis Madura dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh budaya mereka yang sangat khas, mulai dari logat bahasa, cara bertutur, menyampaikan pesan yang ada dalam pikiran mereka sampai pada pengungkapan atau pengekspresian perasaan mereka. Komunitas Madura yang ada di Yogyakarta, mereka lebih menghormati lawan bicara sehingga mereka berusaha semaksimal mungkin memperhalus konten pesan agar tidak sampai menyinggung perasaan lawan bicaranya. Meskipun mereka tidak perlu merangkai kata-kata yang indah, tapi enak di dengar, mereka lebih memperioritaskan inti pesan, agar pesan tersebut bisa dengan mudah dipahami oleh lawan bicaranya.
Keunikan bahasa Madura tampak pada variasi dialektik, variasi tingkat tutur, dan varian-varian alofonnya. Pada variasi tingkat tutur. Dalam bahasa Madura yang sudah umum terdapat tiga tingkatan, yakni tingkat tutur Enja’ Iya, tingkat tutur Èngghi Enten, sedangkan yang terakhir tingkatan Èngghi Bhunten.
Orang-orang Madura yang hidupnya di perantauan, mereka akan cenderung mencari kelompoknya sendiri, yakni sesama orang Madura. Ketika mereka bertemu dengan orang yang etnis Madura, mereka merasa memiliki kedekatan emosional, sekalipun orang itu bukan sanak familinya. Tapi mereka menganggap orang-orang Madura yang ditemuinya sebagai “tarètan dhibi’” atau saudara sendiri. Hal itulah yang akan membuat orang Madura bangga dan senang ketika bertemu sesama etnis Madura, sebab mereka akan menjaga satu sama lain, terlebih juga saling menjaga harga diri mereka agar tidak terinjak oleh kelompok lain.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dikemukakan suatu perumusan masalah yaitu bagaimana budaya komunikasi mahasiswa Madura dalam kehidupan sosial di Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut maka penelitian ini menggunakan teori etnografi James P. Spradley yang mendefinisikan secara spesifik bahwa etnografi sebagai proses belajar yang digunakan untuk meginterpretasikan sekeliling dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya. Spradley mengungkapkan pentingnya membahas konsep bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya – dalam bentuk verbal.
 Secara lebih spesifik, Spardley mendefinisikan budaya – sebagai yang diamati dalam etnografi adalah proses belajar yang mereka gunakan untuk megintepretasikan dunia sekeliling dan menyusun strategi perilaku untuk menghadapinya. Dalam pandangannya ini, Spardley tidak lagi menganggap etnografi sebagai metode untuk meneliti “Other culture”, masyarakat kecil yang terisolasi, namun juga masyarakat kita sendiri, masyarakat multikultural di seluruh dunia. Namun, inti dari “Etnografi Baru” Spardley ini adalah upaya memperhatikan makna tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami melalui kebudayaan mereka.
Dalam melakukan penelitian lapangan, etnografer membuat kesimpulan budaya manusia dari tiga sumber: (1) dari hal yang dikatakan orang, (2) dari cara orang bertindak, (3) dari berbagai artefak yang digunakan. Namun, dalam buku ini, Spradley memfokuskan secara khusus serta kesimpulan dari apa yang dikatakan orang. Wawancara etnografi dianggap lebih mampu menjelajah susunan pemikiran masyarakat yang sedang diamati. Sebagai metode penelitian kualitatif, etnografi dilakukan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Ada beberapa konsep yang menjadi titik fokus bagi metode penelitian etnografi. Pertama, Spradley mengungkapkan pentingnya membahas konsep bahasa, baik dalam melakukan proses penelitian maupun saat menuliskan hasilnya – dalam bentuk verbal. Sesungguhnya adalah penting bagi peneliti untuk mempelajari bahasa setempat, namun, Spradley telah menawarkan sebuah cara, yakni dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan etnografis. Konsep kedua adalah informan. Etnografer bekerja sama dengan informan untuk menghasilkan sebuah deskripsi kebudayaan. Informan merupakan sumber informasi; secara harfiah, mereka menjadi guru bagi etnografer.
Etnografi selalu menggunakan hal yang dikatakan oleh orang dalam upaya untuk mendeskripsikan kebudayaan orang tersebut. Indikasi untuk mengetahui dan menerjemahkan pengetahuan tentang kebudayaan adalah dari bahasa, karena dengan bahasa kita mampu mengetahui apa yang di maksudkan berdasarkan apa yang kita lihat, dengar dan sebagainya, hal ini juga dilakukan sebagai sarana penting untuk menyampaikan kepada satu generasi ke generasi berikutnya. Etnografi adalah suatu kebudayaan yang mempelajari kebudayaan lain. Etnografi merupakan suatu bangunan pengetahuan yang meliputi teknik penelitian, teori etnografis, dan berbagai macam deskripsi kebudayaan. Etnotgrafi bermakna untuk membangun suatu pengertian yang sistemik mengenai sebuah kebudayaan manusia dari sebuah perspektif orang yang telah mempelajari kebudayaan itu.
Etnografi diasumsikan bahwa pengetahuan dari semua kebudayaan sangatlah tinggi nilainya. Dengan demikian, asumsi membutuhkan pengujian yang cermat untuk mendapakan suatu hasil yang baik. Bahasa juga ikut andil dalam melakukan penelitian etnografi, sehingga bahasa menjadi penting untuk diketahui. Mempelajari bahasa adalah dasar dari penelitian lapangan. Sehingga dengan mempelajari bahasa adalah langkah awal dan paling penting untuk mencapai tujuan utama etnografi dalam mendeskripsikan suatu kebudayaan dengan batasan-batasanya sendiri.

2.         Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif penelitian yang didasarkan pada fakta atau fenomena yang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa data yang apa adanya. Sementara itu penelitian kualitatif dengan metode etnografi menurut Spradley adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli. Inti dari etnografi adalah upaya untuk memperhatikan makna-makna tindakan dari kejadian yang terekspresikan secara langsung dalam bahasa dan di antara makna yang diterima, banyak yang disampaikan tidak secara langsung melalui kata-kata, namun juga perbuatan.
Data dalam penelitian ini berupa kata-kata. Kata-kata diperoleh dari catatan dokumentasi tentang etnografi yang berhubungan dengan mahasiswa Madura di Yogyakarta. Setelah data terkumpul dan dikelompokkan sesuai dengan tujuan penelitian untuk dianalisis dan diberikan interpretasi dengan cara mengklasifikannya ke dalam krangka teori kemudian disimpulkan.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan 1) Observasi, yaitu mengadakan observasi secara langsung mengenai budaya komunikasi mahasiswa Madura dalam kehidupan sosial di Yogyakarta. 2) Wawancara yaitu perolehan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan wawancara dengan informan, yaitu mahasiswa Madura. 3) Studi Pustaka yaitu, perolehan data yang digunakan melalui perpustakaan dan literatur yang menyangkut tentang budaya komunikasi mahasiswa Madura. 4) Dokumentasi, yaitu perolehan data yang digunakan melalui dokumentasi di lapangan tentang budaya komunikasi masyarakat Madura.

3.         Hasil Dan Pembahasan
Budaya komunikasi mahasiswa Madura sebagaimana yang ditemukan dalam penelitian ini adalah budaya komunikasi yang lebih mengarah yang lebih terbuka, dimana penyampaian pesan dalam komunikasi dilakukan secara langsung, balak-blakkan. Tapi, dalam berinteraksi mahasiswa Madura lebih banyak mengunakan bahasa verbal dari pada bahasa non verbal. Ini tegambarkan pengunaan bahasa-bahasa lisan yang muncul dari pembicaraan lebih dominan. Komunikasi verbal yang mereka gunakan dalam proses komunikasi di Yogyakarta yakni dialek Madura yang digunakan sehari-hari dalam berinteraksi dengan sesama mahasiswa Madura.
Setiap kabupaten di Madura (Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep) memiliki dialek sendiri tetapi hanya dialek Sumenep yang memiliki logat khas. Dengan perbedaan bahasa serta dialek itulah mahasiswa Madura mengenali sesama Madura tersebut berasal dari kabupaten mana. Walaupun dalam penggunaannya, tidak menutup kemungkinan orang Sumenep juga bisa menggunakan bahasanya orang Sampang demikian juga sebaliknya dan seterusnya. Akan tetapi bahasa serta dialek itulah yang menjadi ciri khas suatu daerah di Madura.
Dari empat ragam dialek Madura adalah dialek Bangkalan, Sampang dan pamekasan termasuk dalam low context communication. Yaitu, berintonasi cepat dan bernada tinggi. Bahasa yang mereka gunakan adalah terkesan kasar, sekalipun menurut mereka merupakan bahasa yang maknanya biasa-biasa saja. Berbeda dengan dialek Sumenep, dialek yang dijadikan acuan standar Bahasa Madura adalah dialek Sumenep, karena Sumenep pada masa lalu adalah pusat kerajaan dan kebudayaan Madura. Sedangkan dialek-dialek lainnya merupakan dialek rural yang lambat laun bercampur seiring dengan mobilisasi yang terjadi di kalangan masyarakat Madura.
Budaya komunikasi mahasiswa Madura di Yogyakarta mengacu kepada bagaimana bahasa yang digunakan dalam sehari-hari, Bahasa Madura sebagaimana bahasa-bahasa lain merupakan identitas yang menunjukan karakter dan sifat manusianya. Tidak hanya itu, budaya komunikasi mahasiswa Madura di Yogyakarta mengacu bagaimana perilaku masyarakat Madura di kehidupan sosialnya. Karena dengan perkataan, manusia dapat di nilai bagaimana sikapnya.
Masyarakat Madura dalam berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh kultural yang sangat khas, mulai dari logat bahasa, cara bertutur kata, menyampaikan pesan atau pengekspresian perasaan mereka. Sering kali mahasiswa Madura dalam pengungkapkan perasaan dan pola pikir akan suatu hal cenderung tidak basa-basi, langsung pada pembicaraan utama, hal ini dikarenakan kultural Madura lebih menghargai waktu daripada kemasan yang akan disampaikan. Masyarakat Madura jarang merangkai kata-kata yang indah dan enak didengar tapi lebih mengutamakan inti pembicaraan agar maksudnya bisa dengan mudah dipahami oleh lawan bicaranya. Komunikasi mahasiswa madura terlihat sangat emosional dengan nada yang agak keras, meskipun konten yang disampaikan mempunyai makna atau arti yang biasa (tidak marah), dan itu merupakan kebiasaan masyarakat Madura dalam berinteraksi dengan sesama maupun dengan di luar etnis Madura. Itu sudah menjadi ciri khas orang Madura sehingga orang yang diajak bicara harus paham makna konten yang disampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman.
Di kehidupan sosial, perilaku mahasiswa Madura pada dasarnya jujur dan sederhana. mahasiswa Madura mempunyai hubungan yang sangat erat, walaupun mereka tidak kenal sebelumnya. Apabila bertemu dimanapun, asalkan tahu kalau dia berasal dari Madura, maka interaksi antara mereka akan terjalin dengan baik.
Kebiasaan mahasiswa Madura di Yogyakarta ketika sedang berjalan di antara orang yang bergerombol mereka menundukan kepala dan mengcapkan “permisi”, apalagi ketika berhadapan dengan orang tua. Salah satu karakteristik mahsiswa Madura yang menonjol adalah karakter apa adanya. Artinya, sifat mahasiswa Madura memang ekspresif, spontan, dan terbuka. Ekspresivitas, spontanitas, dan keterbukaan orang Madura, senantiasa tergambarkan ketika harus merespon segala sesuatu yang dihadapi, khususnya terhadap perlakuan orang lain atas dirinya. Misalnya, jika perlakuan itu membuat hati senang, maka secara terus terang tanpa basa-basi, mahasiswa Madura akan mengungkapkan rasa terima kasihnya seketika itu. Tetapi sebaliknya, mereka akan spontan bereaksi keras bila perlakuan terhadap dirinya dianggap tidak adil dan menyakitkan hati.
Perbedaan mencolok dengan mahasiswa lain salah satunya adalah harga diri, sifat ini masyhur juga paling penting dalam kehidupan orang Madura, mereka memiliki sebuah peribahasa ango‘an potè tolang è tèmbêng potè mata. Artinya, lebih baik putih tulang daripada putih mata. Dalam hal atribut, sarung bukan sekedar pakaian bagi mahasiswa Madura. Sarung merupakan salah satu pakaian adat yang menjadi kebanggaan tersendiri bagi pemakainya karena sarung merupakan simbol ideologi tentang keluhuran budi bagi mahasiswa Madura.
Mahasiswa Madura yang tinggal di Yogyakarta mengenakan sarung untuk salat, bersantai, tidur, dan pergi ke kafe. Budaya sarungan mereka lakukan bukan hanya dalam kegiatan keagamaan.  Mahasiswa Madura yang masih kental dengan budaya Madura, dalam kehidupan sehari-hari mereka selalu memakai sarung dalam segala aktivitas yang dilakukan. Selain digunakan untuk salat, sarungan merupakan budaya turun temurun yang dikenalkan oleh para orang tua kepada anaknya mulai dari kecil. Selain itu, mahasiswa Madura juga banyak ditemu menggunakan kopyah ketika pergi ke kampus atau dalam beraktifitas lain.
Hal ini dapat disimpulakn bahwa budaya komunikasi masyarakat Madura lebih menonjolkan bahasa, yakni bahasa verbal yang digunakan dalam berinteraksi antar sesamanya. Pernyataan-pernyataan verbal bisa berbeda di setiap daerah di Madura. Walaupun perbedaan tersebut tidak terlalu jauh. Tapi, mahasiswa Madura dapat menyimpulkan bahwa orang tersebut dari daerah Bangkalan, Sampang, atau Pamekasan hanya dengan mendengarkan logat dan bahasa yang dipakai.
Berikut beberapa contoh perbedaan bahasa Madura sesuai dengan daerah masing-masing, yaitu seperti : Kata Be’na, untuk daerah Sumenep, Be’en daerah pamekasan, Kake untuk daerah Sampang dan Hèdhâ untuk daerah Bangakalan, kata-kata tersebut mempunyai arti yang sama yaitu ‘Kamu’. Atau kata Lo’ untuk daerah Bangkalan dan kata Ta’ untuk daerah Sampang, Pamekasan, dan Sumenep yang bermakna ‘tidak’. Kata Katondu untuk daerah Sumenep dan Pamekasan Ngantok untuk daerah Bangkalan dan Sampang yang mempunyai arti ’Ngantuk’.

4.         Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai Komunikasi Mahasiswa Madura Dalam Kehidupan Sosial di Yogyakarta, maka penulis menarik kesimpulan bahwa budaya komunikasi mahasiswa Madura adalah budaya komunikasi yang lebih mengarah pada yang lebih terbuka, di mana penyampaian konten dalam komunikasi dilakukan secara langsung dan blak-blakkan. Dalam pengungkapan perasaan dan pola pikir mereka akan suatu hal dan cenderung tanpa basa-basi, langsung pada pokok pembicaraan, hal ini dikarenakan kultural Madura lebih menghargai waktu daripada kemasan konten yang akan disampaikan. Dalam berinteraksi mereka lebih banyak mengunaakan bahasa verbal. Ini terlihat lebih dominanya pengunaan bahasa-bahasa lisan yang muncul dari pembicaraan yang dilakukan.
Adanya perbedaan logat atau dialek antara masyarakat Madura tidak menjadikan proses komunikasi pasif. karena meskipun demikian mereka bisa memahami dan mengerti dialek-dialek maupun logat-logat Madura dan itu sudah menjadi suatu ciri khas bahasa dan dialek masyarakat Madura.

DAFTAR PUSTAKA
Cangara, Hafied. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Damarastuti, Rini. 2013. Mindfulness dalam komunikasi antar budaya: mindfulness dalam komunikasi antarbudaya pada kehidupan masyarakat Samin dan masyarakat Rote Ndao, NTT”. Sukolilo: Litera.
Liliweri, Alo. 2003. Dasar-Dasar Komunikasi Antar budaya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Littlejohn, Stephen W dan Foss, Karen A. 2009. Teori Komunikasi Edisi 9. Jakarta: Salemba Humanika.
Lull, James. 1998. Media, Komunikasi dan Kebudayaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Mulyana, Deddy., dan Rakhmat, Jalaludin. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda karya
Pelly, Usman. 1998. Urbanisasi dan Adaptasi. Jakarta: LP3ES
Sihabudin, Ahmad. 2011. Komunikasi Antarbudaya. Jakarta: Bumi Aksara.
Uchjana, Onong. 1993. Dinamika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
http://www.distrodoc.com/378042-budaya-komunikasi-masyarakat-madura, di akses pada tanggal 1 Desember 2015, 21:49
https://zenapinkers08.wordpress.com/proposal-penelitian-kualitatif/, di akses pada tanggal 5 Desember 2015, 2:04 15
https://madurajatim.wordpress.com/category/semua-tentang-madura/, di akses pada tanggal 5 Desember 2015, 1:58
http://www.kompasiana.com/sakiena/budaya-madura-beda-denganjawa_ 5500de72a33311ef6f512683, di akses pada tanggal 5 Desember 2015, 2:16
http://blog.unnes.ac.id/warungilmu/2015/12/18/metode-etnografi-dan-manfaatnya-dalammencari- solusi-berbagai-permasalahan-sosial-budaya-antropologi-sma-kelas-xi/, di akses pada tanggal 7 April 2016, 22:14 http://wajahilmu.blogspot.com/2014/05/high-and-low-context-dalam-komunikasi.html di akses pada tanggal 22 Juni 2016, 3.02

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp