Friday, February 21, 2020

Desember Di Jogja

Bersama Didik di Puskesmas Depok

Senin, 2 Desember 2019 aku harus pergi ke Sorowojan menemui Saif, senior KMBY, untuk meminta bantuan tumpangan kos di sisa hari sebelum liburan kampus. Saat itu, jarum jam tepat pukul 12.30 Wib membuat Jogja keketiran pada setiap orang. Jogja yang belum merasakan hujan sejak musim kemarau dimulai, sinar matahari begitu menyengat-- membuat mahasiswa lebih suka rebahan sambil main game.

Perjalanan Mrican ke Sorowojan hanya membutuhkan waktu beberapa menit--ini pun dengan perjalanan santuy sambil menghapal nama-nama bangunan di pinggir jalan.

Saat di jalan Laksada Adi Sucipto, pas samping UIN perasaanku begitu tenang, pikiranku begitu jernih dan tidak merasa akan terjadi musibah. Namun tanpa terasa, tiba-tiba aku aku menabrak bamper belakang Xpander. Aku terlempar dan motorku rusak di bagian depan.

Aku dibantu oleh pengendara lain untuk berdiri dan motorku dipindah ke tepi . Aku lihat di kaki kulitnya mengelupas dan tanganku berdarah. Aku perhatikan pakaianku yang masih utuh dan tidak ada bekas sobek sedikit pun.

Ketika aku bingung melihat luka di bagian kaki yang begitu parah, aku disamperin oleh yang punya Xpander. Aku diinterogasi sambil menyalahkanku yang telah menabrak mobilnya. Seingatku ia awalnya sangat kencang lalu pelan secara tiba-tiba.

"Kamu yang salah," katanya.
"Ia, Pak. Aku mohon maaf karena tidak sengaja. Siapa yang menginginkan musibah lalu mendapatkan luka seperti ini. Sekali lagi aku mohon maaf!"
"Oke! Kamu perbaiki kerusakan mobilku."
"Apakah saya harus memperbaiki mobil, Bapak?"
"Ia, kamu harus perbaiki. Gini saja, aku minjam KTP-mu untuk difoto. Nanti kalau sudah sembuh, kamu perbaiki total."

Aku berpikir jika KTP-ku difoto oleh Bapak ini akan terjadi hal tidak baik di kemudian hari. Sebisa mungkin akan aku tahan KTP-ku biar aman.

"Apakah ini tidak bisa diselesaikan di sini, Pak?
"Ia, kamu harus perbaiki."
"Bagaimana aku akan memperbaikinya, Pak. Kadang aku mau makan saja sering numpang ke teman. Juga aku keseringan hutang buat bensin"
"Masak aku yang nanggung kerusakan ini? Padahal kamu yang nabrak"
"Saya mohon maaf! Saya tidak sengaja. Mohon keikhlasan Bapak karena saya sangat tidak cukup uang untuk memperbaikinya."

Lobi-melobi cukup alot. Yang punya Xpander merasa kasian melihat luka-lukaku. Ia membelikan air mineral dan menyuruh untuk meminumnya. Aku minum hampir separuh botol. Setelah itu ia menawarkan untuk mengantarkan ke puskesmas agar aku cepat diobati. Namun, aku tolak dengan halus khawatir tambah ribet urusan.

Setelah agak lama melobi untuk diikhlaskan atas kerusakan mobilnya, ia meminta uang sebesar Rp. 500.000. Namun aku tetap saja melobi karena uang tersebut sangat besar. Aku tidak mau menambah hutang lagi dan membebani temanku dengan memberikan hutang lagi.

Setelah itu, aku memperlihatkan isi dompet sebesar Rp. 155.000. Aku serahkan bahwa hanya uang itu yang ada di dompet. Ia mengambil uang tersebut dengan ucapakan akad damai. Alhamdulillah urusan dengan mobil selesai. Namun sebelu ia, pergi, aku tetap minta keihklasannya agar mengambil Rp. 100.000 dan Rp. 50.000 agar dipake pengobatanku. Namun ia tidak mau dan tetap mengambil Rp. 150.000, lalu ia pergi.

Setelah itu aku memijat kakiku karena terasa sangat sakit. Kemudian aku pergi ke ATM dengan jalan kaki sejauh seratus meter. Setelah dari ATM, aku pergi ke Puskesmas Depok untuk berobat.

Di perjalan menuju Puskesmas, aku sambil terika-teriak. Kakiku terasa sangat nyeri dan panas. Namun di sisi lain, aku tidak bisa mempercepat laju motorku karena ada kemacetan di setiap perempatan.

Sesampai di Puskesmas Depok, aku diobati sambil memberitahu kepada teman-teman sesama Bangkalan perihal musibah yang baru dialami. Setelah itu, teman-temanku banyak yang datang ke Puskesmas khawatir aku dirawat inap. Namun, tidak sampai rawan inap karena secara perasaan masih sehat. Hanya kaki dan tangan yang luka.

Melihat keadaanku agak sulit jalan, teman-temanku menawarkan untuk tinggal di bascamp KMBY agar saya lebih mudah dibantu. Aku mengiyakan ajakan teman-teman.

Setiap dua hari sekali, aku selalu kontrol dengan menggunakan Klinik Kampus. Selain pelayanan yang sangat bagus, karena faktor gratis. Aku sangat bersyukur dengan fasilitas yang disediakan sekaligus memanfaatkannya.

13 Desember 2019 adalah UAS terakhir. Malamnya aku langsung menuju Madura agar luka di kaki cepat sembuh. Alhamdulillah setelah tiga hari di rumah, lukaku sudah kering dan satu minggu di rumah, aku bisa memakai sandal lagi tanpa harus diperbal terlebih dahulu.

Sekian





bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp