Thursday, November 24, 2022

Tentang Bahan Bakar dari Vivo Ron 90


Ilustrasi sendiri
Sejak kecil aku mencintai produk dalam negeri terutama produk bahan bakar. Sejak kecil pula aku hanya mengenal bensin (premium) yang pernah menjadi andalan rakyat Indonesia di masanya, meskipun saat ini telah menjadi ingatan yang mungkin sulit tersedia lagi di Pertamina.

Tahun 2005, aku pertama kali mempunyai motor. Rasanya keren banget motoran ke sekolah apalagi satu-satunya di kampung. Motor pertamaku dari pabrikan Yamaha berupa Fizz R yang rasa ngebutnya, bikin perasaan nge-play.

Ingatan BBM berupa premium yang tergantikan pertalite telah merubah kecintaanku terhadap produk negeri ke produk luar. Sekarang, aku lebih suka menggunakan Vivo Ron 90 daripada produk pertamina. Gimana ga mau berpaling kalau pertamina sering tidak jelas apalagi ada yang lain dan lebih memberi kepastian.

Awalnya aku coba-coba, akhirnya suka banget. Ibarat mencoba sebuah makanan yang anggapan orang tidak baik buat kesehatan karena berlemak. Merasa enak, makanan tersebut menjadi favorit bahkan setiap kali makan selalu di menu yang sama.

Coba-coba ini berawal dari Oktober lalu. Setelah kenaikan harga BBM termasuk pertalite, aku merasa ada sesuatu yang beda terutama dari tarikan motor yang kurang bertenaga bahkan terasa sangat berat. 

Penurunan performa motor ini aku anggap adalah hal wajar karena motor berumur tua atau motor legenda. Aku menyebutnya legenda. Sebab, motorku telah lama menemani kemana-mana dan banyak hal yang membersamai selama ini, terutama, kejadian naas di Jogja. 

Awalnya aku selalu berpikir positif. Namun, performa yang semakin hari semakin memperihatinkan telah membuatku berpikir aneh-aneh apalagi banyaknya keluhan dari netizen bahwa performa motornya juga menurun.

Aku mencoba beralih ke pertamax. Ternyata, kekuatan motorku sangat prima bahkan aku merasa pede jika mau adu kecepatan dengan motor lain. Dari itu, aku mikir aneh-aneh dan juga timbul perasaan seperti dari netizen medsos bahwa oktan pertalite, mungkin, dikurangi.

Kegalauan ini aku mencoba beralih ke produk Vivo Ron 90. Sekali mencoba, aku langsung jatuh hati ke produk Vivo. Selain faktor tidak ngantri, tarikan Vivo Ron 90 melebihi pertamax. Performa motor telah melampaui ekspektasi yang seolah-olah performanya seperti motor baru.

Pertimbangan lain beralih ke Vivo Ron 90 adalah tentang harga yang tidak berbeda jauh dari pertalite, juga lebih murah dari pertamax. Tapi tentang performa motor, Vivo Ron 90 jauh di atas pertamax.

Aku suka produk dalam negeri jika kualitasnya bagus. Jika tidak bagus, terpaksa harus beralih. Ini bukan lagi soal cinta produk dalam negeri tapi persoalan kepuasan.

Satu bulan lebih menggunakan Vivo Ron 90 telah membuatku cinta selamanya. Nafsu berkendara semakin tak terkendalikan dan rasanya makin pede di jalanan.

Meskipun telah beralih ke produk luar, aku akan kembali ke produk negeri lagi jika kualitasnya seperti semula.

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp