Wednesday, August 7, 2019

Buletin Afkar Tidak Merestui



Jauh sebelum Afkar dijadikan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Afkar sudah mempunya tempat tersendiri dan berjalan mandiri. Sebagai media informasi dan kritis, Afkar menjadi media seksi di STKIP PGRI Bangkalan.

Perjalanan Afkar sangat bagus. Setiap Senin selalu terbit berupa buletin. Menyajikan informasi penting dan ter-update. Namun perjalananya mengalami kebuntuan dan akhirnya mati sebelum genap satu tahun.

Awal mula dibentuknya buletin Afkar adalah sebagai wahana informasi bagi mahasiswa. Karena kampus sekalas STKIP PGRI Bangkalan belum mempunyai lembaga pers dan sering kali informasi-informasi penting tidak terpublis ke mahasiswa.

Pada 2016, diinisiatori oleh Baijuri Alwi akhirnya membuat media. Namun pada pertemuan pertama, Baye sapaan Baijuri Alwi mengumpulkan beberapa orang secara tiba-tiba di gedung E.

Saat itu yang dikumpulkan adalah Moh. Ridlwan (semester 4 PBSI), Imam Faikli, Achmad Sholeh, dan Hoirul Masud (semester 2 PBSI) dan Devi (semester 2 P. Ekonomi) membicarakan pentingnya Lembaga Pers untuk mahasiswa. Maka langsung diputuskan membahas nama media yang akan dipakai.

Afkar adalah pilihan suara terbanyak. Karena nama-nama lain yang diusulkan tidak enak didengar. Afkar yang diusulkan oleh Ridlwan disepakati menjadi nama buletin STKIP PGRI Bangkalan. Dan Baijuri Alwi didapuk menjadi Pimpinan Redaksi.

Jauh sebelum buletin Afkar digunakan di STKIP PGRI Bangkalan, nama buletin Afkar pernah dipakai di Pesantren Syaichona Moh. Kholil Bangkalan. Dalam perjalanan waktu buletin Akfkar merajai media Pesantren dan menjadi idama santri. Namun akhirnya mati karena sering memunculkan tulisan-tulisan sangat kritis.

Bagaimana dengan di STKIP PGRI Bangkalan? Tidak jauh berbeda dengan di pesantren di atas. Buletin afkar awalnya sangat eksis dan selalu terbit setiap Senin. Mahasiswa dimanjakan berita-berita ter-update, opini dan esai-esai menarik secara gratis. Namun media ini hanya bertahan kurang lebih enam bulan.

Faktor mendasar buletin Afkar tidak bertahan lama karena pincang. Lay outer yang menjadi andalannya mengundurkan diri setelah satu bulan menjabat. Sedangkan penggatinya tidak kompeten dibidang tersebut. Buletin mulai tidak konsisten antara terbit dan tidak dan akhirnya tidak terbit lagi.

Dua tahun kemudian, tepatnya awal-awal 2018 buletin Afkar dilanjutkan kembali. Namun terbitan-terbitan periode yang dipimpin Efendi lebih buruk dari periode Baijuri Alwi. Tulisan yang kurang bagus dan lay out-nya sering amburadul, juga konten tidak konsisten. Buletin Afkar hanya bertahan beberapa bulan karena sering ada perselisihan antar anggota, juga ke pembina.

Secara keseluruhan buletin Afkar di STKIP PGRI Bangkalan tidak mempunya ideologi. Hanya sekedar tulisan dan belum terarah. Memang awal buletin Afkar hanya sebatas media informasi saja tanpa ada tujuan yang konkrit. Karena tidak adanya ideologi yang paten, buletin Afkar tidak terarah dan menyebabkan buletin tersebut tidak bertahan lama.

Buletin Afkar sudah tiga kali mengalami kegagalan. Seperti nama kutukan yang tidak merestui namanya dipakai untuk media. Semunya hanya bertahan beberapa bulan dan belum genap satu tahun. Masih maukah mana Afkar dilanjutkan kembali?

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp