Saturday, August 10, 2019

Dear Maba, Pikir-pikir Jika Ingin Ikut Organisasi!



Menjadi mahasiswa baru (Maba) akan mengalami hal-hal baru. Baru dalam pengalaman, sepatu baru, teman baru, dan pacar baru. Karena serba baru kadang takut untuk melangkah sehingga kita menjadi dungu atau lebih tepatnya adalah polos.

Saking polosnya ketika disamperin Kakak tingkat (kating) bahagianya minta ampun, semacam orang yang baru diterima cintanya apalagi ada adegan tukeran nomor HP. Ingat! Kating mendekati adik maba bukan karena cinta tapi ada maksud terselubung yang akan membawa adik-adik maba ke organisasi.

Pas malam benar akan di-chat melalui platform Whats App, kemudian diajak ketemuan dan kalau adik maba sibuk akan dikirimin pamflet organiasi plus penjelasan yang sedikit memaksa. Please deh kalau ada chat seperti itu mohon secepatnya diblock! Kalau tidak, akan ada virus masuk ke kepalanya.

Setiap Kating menjelaskan organisasi pasti bawa-bawa seniornya yang sukses, atau menyebut senior-seniornya yang ada di tatanan Birokrasi. Kemudia kata katingnya, "kalau adik mau menjadi politisi hebat, jadilah bagian dari organisasi bla-bla."

Masalahnya si Kating tidak mengetahui proses senior yang sukses. Kating tahunya si Senior adalah alumni organisasi bla-bla namun tidak mengetahui proses yang dilaului bahwa Senior tersebut pernah berwujud gembel tapi berbentuk mahasiswa. Maka tidak heran Senior menjadi sukses karena sesuai apa yang ia lakukan.

Ingat! Organisasi tidak menjaminan menjadikan adik maba orang hebat. Orang hebat bukan dari sebuah organisasi tapi dari kemauan dan proses sendiri. Percuma ikut organisasi tapi prosesnya setengah-setengah, atau hanya datang pas diklat saja. Please deh! Harus dipikirkan matang-matang jika ingin ikut organisasi.

Kalau ingin berproses dengan sungguh-sungguh, saya sarankan secepatnya ikut organisasi dan perbaiki niatnya. Kalau ingin ikut organisasi karena ada niatan masuk Partai Politik, jangan ikut sama sekali. Karena membuang waktu bermainmu. 

Jika ingin menjadi bagian Parpol. Tak usah repot-repot ngurusin organisasi. Sekarang bukan jaman Kaf lagi tapi jaman Ya'—atau istilah kerennya adalah era milenial. Milenial jelas berbeda dengan tahun 65 atau tahun 98. Karena saat itu organisasi adalah jalan pintas menjadi anggota Parpol, Ketum Parpol, atau jalan pintas untuk menjadi Presiden.

Hal tersebut sudah tidak berlaku dalam milenial. Semuanya serba instan. Hanya popularitas dan uang yang tetap berlaku. 

Dulu untuk menjadi Ketum Parpol, maka prosesnya adalah dari organisasi mahasiswa, seperti Akbar Tanjung. Sekarang, tanpa pernah aktif di organisasi kemahasiswaan mana pun bisa menjadi Ketum Parpol, seperti Hari Tanoe Ketum Perindo. Atau untuk menjadi Kepala Daerah, Tri Rismaharani Wali Kota Surabaya. Atau Sandiaga Unu dengan sekaliber uang mencalonkan diri sebagai wakil Presiden pada Pemilu 2019, terakhir adalah Presiden kita, Bapak Jokowi adalah orang-orang hebat yang tidak aktif di organisasi kemahasiswaan.

Jika akan ikut organisasi mahasiswa karena ada niatan masuk anggota Parpol, adik-adik maba lebih fokuslah pada akademik. Kuliah dan ngerjain tugas lalu bersantai di gunung. Ikut oragnisasi itu capek dan sedikit waktu untuk bersantai. Kasian waktunya dibuang gara-gara aktif di organisasi dengan niatan tak benar tapi ending-nya gagal juga akibat tidak didukung popularitas dan uang. "Pikir," kata Cak Lontong.

Kalau adik-adik maba ada niatan menjadi Politisi, ada tips dari penulis, yaitu jualan online. Ditabung uangnya. Setelah banyak uang baru masuk Parpol dan bertarung di Parlemen. Dengan uang yang cukup, insyaallah sukses.

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp