Sunday, September 22, 2019

Beberapa Alasan Karya Sastra Harus Diproduksi



Agen sastra pada umunya lebih dikenal oleh masyarakat luas sebagai pengarang dan penerbit. Agen sastra merupakan penggerak perjalanan sastra di Indonesia dengan menyalurkan buku-buku karya sastra. Keberadaanya sangat terasa dan terus dibutuhkan. Namun, agen-agen sastra tersebut membutuhkan konsumen agar eksistensinya tetap berjalan dalam perputaran karya sastra, khusunya di Indonesia.

Dalam dunia sastra, kita mengenal berbagai sistem, di antaranya sistem pengarang, sistem karya/buku, sistem pembaca, sistem kritikus, dan sistem penerbit. Di samping sistem pengarang dan sistem yang lainnya, penerbit merupakan satu sistem produksi sastra yang sangat menentukan. Penerbit sangat berperan dalam menentukan karya-karya mana saja yang akan diterbitkan. Tentu saja, karya yang akan diterbitkan itu sangat tergantung pada, misalnya sisi idiologis atau sisi komersial. Dengan demikian, keadaan itu akan sangat mendukung dan memperkuat bahwa pemikiran mengenai keberadaan agen sastra itu perlu dan sangat dibtuhkan.

Pemikiran para agen ini dibutuhkan untuk perjalanan buku sastra di Indonesia, juga inovasi-inovasi khususnya dari penerbit agar pembaca tidak bosan. Sebenarnya, pembaca karya sastra adalah paling banyak dibandingkan dengan karya lain sehingga buku-buku sastra memungkinkan kekurangan stok. Oleh karenanya, buku-buku sastra perlu digandakan atau dicetak kembali untuk memenuhi kebutuhan terhadap konsumen.

Menggandakan karya sastra adalah keharusan. Sebab, karya sastra bukan lagi hanya bahan bacaan dan kemudian dipajang dalam rak buku. Tapi, karya sastra adalah kebutuhan biologis dan tidak terpisahkan dari konsumen. Konsumen membaca karya sastra karena ada ikatan kepemilikan psikologis antara penulis dengan pembaca, juga karya sastra sering berkenaan dengan sosial serta sejarah peradaban bangsa khususnya di Indonesia.

Karya sastra adalah buku paling unik. cerita yang diangkat berkenaan dengan sejarah yang begitu detil mulai dari kehidupan si tokoh, konflik dalam keluarga, dan kesenjangan sosial di masyarakat terlihat sangat nyata. Sehingga sejarah yang diangkat adalah gambaran yang betul-betul kompleks di banding dengan buku sejarah. Keunikan ini hanyalah milik karya sastra.

Karya sastra adalah edukasi. Dari sastra, masyarakat mengetahui sejarah masa lampau dengan mengambil hikmah apa yang pernah terjadi--mengantisipasi setiap kemungkinan yang pernah terjadi di masa lampau untuk masa yanga akan datang. Dengan mengetahui kejadian di masa lampau, maka akan lebih mudah menyelesaikan masalah tersebut jika kejadiannya terulang kembali. Kata para sejarawan bahwa apa yang terjadi hari ini, di masa lampau juga pernah terjadi.

Selain dua alasan di atas, karya sastra juga sebagai saluran dakwah. Hal ini dibuktikan dengan buku-buku sastra yang mengangkat tema-tema religius seperti yang ditulis oleh Habiburrahman El-shirazy, Asma Nadia, dll. Artinya, sastra tidak hanya berbicara dari satu sudut pandang tapi dari berbagai sudut pandang dan beragam.

Sastra yang begitu komplek sering kali terabaikan oleh para agen. Buku yang terbilang cukup lama terbitannya kadang kesulitan untuk mendapatkan buku tersebut. Faktornya adalah hanya dicetak beberapa eksampler dan tidak digandakan lagi oleh para agen. Oleh karenanya, sastra tidak cukup hanya ditulis kemudian diterbitakan sekali. Tapi perlu digandakan berulang-ulang. Saat ini yang diperlukan para agen sastra untuk tetap menyediakan stok buku dan menerbitkan kembali jika buku tersebut kehabisan stok.

bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp