Analisis Surat Keluar STKIP PGRI Bangkalan
PENDAHULUAN
Bahasa adalah suatu sistem lambang bunyi yang bersifat
arbitrer digunakan oleh suatu masyarakat tutur untuk bekerja sama, berkmunikasi
dan mengidentifikasi diri (Chaer dan Agustina, 2010: 11). Bahasa merupakan
salah satu ciri yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya.
Bahasa dalam fungsinya sebagai alat komunikasi dipakai
dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Komunikasi adalah penyampaian
informasi dan pengertian dari seseorang kepada orang lain (Widjaja, 1988: 16).
Salah satu penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi, yaitu penggunaan bahasa
tulis. Surat sebagai sarana komunikasi tertulis mempunyai kelebihan dibanding
dengan sarana komunikasi lainnya. Surat dapat menyampaikan informasi atau
maksud dengan sejelas. Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan
informasi tertulis oleh suatu pihak kepada pihak lain (wikepedia).
Dalam instansi, seperti STKIP PGRI Bangkalan,
surat-menyurat sudah menjadi bagian penting, agar bisa berkomunikasi dengan
instansi lain. Akan tetapi kadang tidak memerhatikan isi dan tatacara
penulisan. Meskipun surat adalah media komunikasi tapi harus menggunakan
tatacara bahasa tulis, percakapan tentang apa yang dikemukakan dalam surat
harus mematuhi kaidah-kaidah bahasa yang digunakan dalam tatatulis (Nanik,
2014: 1).
Seperti kesalahan penulisan dalam surat keluar di STKIP
PGRI Bangkalan: Hal :UNDANGAN, di BANGKALAN. Penulisan
dalam contoh surat itu sangat sederhana tapi kesalahan itu sangat tampak di
bagian pokok dan alamat surat. Seharusnya di STKIP PGRI Bangkalan dalam menulis
undangan dan Bangkalan tidak memakai huruf kapital apalagi dengan
urup tebal. Dengan kejadian seperti ini, surat itu perlu dianalisis. berdasarkan uraian tersebut maka rumusan masalah sebagai berikut 1) Bagaimana struktur penulisan dalam surat keluar di STKIP
PGRI Bangkalan? 2) Bagaimana struktur isi surat keluar di STKIP PGRI
Bangkalan?
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Surat
Surat merupakan alat
komunikasi yang penting. Dalam surat, pesan atau buah pikiran penulis surat
disampaikan dalam bahasa tulisan dan dikirimkan kepada penerima untuk
mendapat tanggapan positif.
Dibandingkan dengan
bahasa lisan, umumnya bahasa surat sebagai alat komunikasi secara tertulis
relatif lebih singkat. Dalam menyusun surat harus dipertimbangkan baik-baik
susunan kalimat, pilihan kata beserta artinya, dan perangkat ejaan serta
situasi, karena semua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
penyampaian maksud. Isi surat harus simpatik, sopan, luwes, tapi luas, menarik,
sehingga penulis semestinya menghindari pemakaian kata yang kurang tepat, yang
bermakna ganda, dan terutama yang dapat menyinggung perasaan penerima surat
(Thomas Wyasa Bratawidjaja, 1988: 42).
Menurut (Hendry
Guntur Tarigan, 1994) mengungkapkan bahwa ada empat komponen keterampilan
berbahasa, yaitu: (a) keterampilan menyimak, (b) keterampilan berbicara, (c)
keterampilan membaca, dan (d) keterampilan menulis. Selanjutnya dikatakan
setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan proses-proses yang
mendasari bahasa. Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan
praktek dan banyak latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti melatih pula
keterampilan berpikir.
Surat adalah alat
untuk menyampaikan sesuatu maksud secara tertulis dari pihak yang satu ke pihak
yang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa surat-menyurat merupakan satu
kegiatan berbahasa yang dilakukan dengan komunikasi tertulis. Pihak-pihak yang
tersangkut dalam kegiatan itu dapat berupa perseorangan atau badan
(organisasi); sedangkan yang terlibat dalam kegitan ini adalah tiga unsur:
penulis, isi surat, dan pembaca/ penerima surat (Bratawidjaja, 1988: 2).
Lebih jauh
Bratawidjaja mengungkapkan penulis surat dapat mencapai sasarannya secara
efektif, bila ia dapat membahasakan apa yang dimaksudkannya secara jelas dan
mudah dipahami penerima surat. Dengan demikian dalam menulis surat, segala
ketentuan mengenai menyusun karangan yang baik, berlaku pula pada penulisan
surat. Seperti dalam mengarang, menulis surat terikat oleh patokan-patokan
tertentu, agar pemikiran yang dirumuskan dapat mencapai sasarannya secara
efisien dan efektif.
Jenis Surat
Surat secara umum digolongkan menjadi tiga
yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat niaga apabila ditinjau dari segi
bentuk, isi, dan bahasanya. Sedangkan apabila digolongkan berdasarkan
berdasarkan pemakaiannya dapat dibagi menjadi tiga yaitu surat pribadi, surat
resmi, dan surat dinas.
1.
Surat pribadi
Surat
pribadi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan pribadi. Surat dapat
berupa korespondensi antara sesama teman atau keluarga. Ciri-ciri surat pribadi
yaitu:
1)
Tidak menggunakan kop surat
2)
Tidak ada nomor surat
3)
Salam pembuka dan penutup bervariasi
4)
Penggunaan bahasa bebas, sesuai keinginan
penulis
5)
Format surat bebas
2. Surat
Resmi
Surat
resmi adalah surat yang digunakan untuk kepentingan resmi, baik perseorangan,
instansi, maupun organisasi; misalnya undangan, surat edaran, dan surat
pemberitahuan. Ciri-ciri surat resmi:
1)
Menggunakan kop surat apabila dikeluarkan
organisasi
2)
Ada nomor surat, lampiran, dan perihal
3)
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang
lazim
4)
Penggunaan ragam bahasa resmi
5)
Menyertakan cap atau stempel dari lembaga resmi
1.
Surat Niaga
Surat
niaga digunakan bagi badan yang menyelenggarakan kegiatan usaha niaga seperti
industri dan usaha jasa. Surat ini sangat berguna dalam membangun hubungan
dengan pihak luar sehingga harus disusun dengan baik. Surat niaga terdiri atas
surat jual beli, kwintansi, dan perdagangan; dan dapat dibagi atas surat niaga
internal dan surat niaga eksternal. Salah satu contoh dari surat niaga adalan
surat penawaran dan surat penagihan.
2.
Surat Dinas
Surat
dinas digunakan untuk kepentingan pekerjaan formal seperti instansi dinas dan
tugas kantor. Surat ini penting dalam pengelolaan administrasi dalam suatu
instansi. Fungsi dari surat dinas yaitu sebagai dokumen bukti tertulis, alat
pengingat berkaitan fungsinya dengan arsip, bukti sejarah atas perkembangan
instansi, dan pedoman kerja dalam bentuk surat keputusan dan surat instruksi.
Ciri-ciri surat dinas:
1)
Menggunakan kop surat dan instansi atau lembaga
yang bersangkutan
2)
Menggunakan nomor surat, lampiran, dan perihal
3)
Menggunakan salam pembuka dan penutup yang baku
4)
Menggunakan bahasa baku atau ragam resmi
5)
Menggunakan cap atau stempel instansi atau
kantor pembuat surat
6)
Format surat tertentu
3.
Surat Lamaran Pekerjaan
Surat
lamaran pekerjaan adalah surat yang dibuat dan dikirimkan oleh seseorang yang
ingin bekerja di sebuah kantor, perusahaan ataupun instansi tertentu. Surat
lamaran pekerjaan termasuk surat dinas atau resmi. Oleh karena itu, terdapat
aturan-aturan tertentu yang harus diperhatikan dalam penulisannya. Secara umum
surat memiliki bagian-bagian seperti berikut ini:
1)
Kepala surat
2)
Tempat dan tanggal pembuatan surat
3)
Nomor surat
4)
Lampiran
5) Hal atau
perihal
6) Alamat
tujuan
7) Salam
pembuka
8)
Isi surat
Struktur Penulisan Surat
1.
Penulisan Nomor Surat
Ada
tiga pokok komponen yang ada pada bagian isi surat ini, yaitu nomor urust
surat, kode, dan waktu pembuatan. Kata nomor sebaiknya ditulis lengkap
dan diikuti tanda titik dua dengan huruf kapital hanya ada pada bagian awal. Di
samping itu, penulisan tanda garis miring sebagai pemisah masing-masing
komponen, baik dengan huruf atau angka yang diikuti maupun yang mengikuti.
Contoh
Nomor:
13/104.4/J/2005
2.
Penulisan Lampiran
Isian bagian ini
mengungkapkan jumlah sesuatu yang dilampirkan menyertai surat utama, bukan apa
yang dilaampirkan. Kata lampiran dituliskan dengan hurup awal saja yang
kapital. Kata ini dapat dituliskan secara lengkap maupun singkatannya, yakni lamp.
dengan tanda titik dua, yang sejajar dengan nomor surat. Bila dalam surat
utama tidak ada yang dilampirkan, sebaiknya bagian ini tidak diketikkan,
kecuali bila format itu sudah dicetak. Contoh,
Lampiran : Dua lembar
Lamp. :
Dua lembar
Lampiran : 21 lembar
Lamp. :
21 lembar
3.
Penulisan pokok surat
Isian bagian ini
merupakan bagian penting karena disinilah inti surat itu dikemukakan. Oleh
karena itu, isiannya harus ditulis secara jelas namun cukup singkat. Isian yang
panjang tidak efesien, tetapi bila terlalu singkat kadang tidak efektif. Untuk
itu penulis harus cermat memilih kata-kata yang sesuai. Dalam hal ini huruf
kapital hanya diperuntukkan pada huruf pertama isiannya, kecuali untuk nama
atau singkatan tertententu yang harus dituliskan denga huruf kapital
seluruhnya. Tidak ada tanda baca apa pun yang mengakhirinya. Garis bawah pada
isian ini, yang sering dilakukan orang juga tidak dibenarkan. Contoh,
Hal : Undangan rapat
Hal : Lomba pengarang
4.
Penulisan Tujuan Surat
Tujuan
surat setidak-tidaknya memuat dua komponen, yaitu nama dan alamt penerima
surat. Bagian ini dalam surat resmi selalu diawali dengan bentuk penghormatan
yang terhormat, yang disingkat menjadi yth. Kata kepada seperti
yang lazim dituliskan, sebaiknya dihilangkan sebab 1) kata ini berfungsi
sebagai penghubung intrakalimat, 2) bila kata kepada digunakan pada
bagian awal, seharusnya kata dari digunakan sebagi imbangannya, 3)
bentuk ini sebenarnya merupakan pengaruh dari model penulisan surat-surat dalam
bahasa Belanda ataupun Inggris zama dahulu. Contoh.
Yth.
Kepala SDN Karah II
Jalan
Karah 432 Surabaya
Kata kepada
masih dapat digunakan apabila surat tersebut ditujukan tidak kepada prang
secara langsung, seperti nama lembaga atau nama perusahaan. Contoh.
Kepada
PT
Jatayu
Jalan
Martadinata 27 Lampngan
Setelah
ungkapan pernghormatan yang terhormat, biasa diikuti oleh nama orang dengan
jabatannya atau sapaan, seperti bapak, ibu, saudara. Kata sapaan bapak
atau ibu tidak boleh disingkatkan, kecuali saudara menjadi sdr. Kata sapaan itu
dimulai dengan huruf kapital. Apabila sapaan itu digunakan, maka tidak boleh
memakai gelar. Contoh.
Yth. Dr.
Bambang Yulianto, M.Pd
Kera
IV/39 Surabaya
Yth.
Bapak Bambang Yulianto
Jalan
Kerah IV/39 Surabaya.
Isi Surat
Tubuh surat meliputi
bagia salam pembuka, isi surat, dan salam penutup. Dalam bagian isi surat juga
terdapat bagian pembuka, bagian inti, dan bagian penutup, yang masing-masing
biasanya berwujud paragraf-paragraf.
1.
Penulisan Salam Pembuka
Salam pembuka yang
biasanya digunakan dalam surat resmi adalah Dengan hormat. Ada pula
instansi yang membakukan salam tertentu lainnya. Bila salam pembuka ini
digunakan, salam tersebut ditulis dengan huruf kapital hanya pada bagian awal.
Akhir salam ini diberi dengan tanda koma. Dalam surat bentuk resmi (official
style) salam ini tidak lazim digunakan. Contoh.
Dengan hormat,
Asalamualaikum w. w.,
Salam sejahtera,
2.
Penulisan Bagian Isi Surat
Bagian ini meliputi beberapa subbagian, yakni
paragraf pembuka, paragraf inti, dan paragraf penutup.
1)
Paragraf pembuka berisi pengantar untuk menarik
perhatian penerima surat. Contoh.
(1)
Surat saudara telah kami terima tanggal...
(2)
Sehubungan dengan surat saudara tanggal 5
Oktober 2005, nomor...
(3)
Dengan menyesal kami memberitahukan bahwa..
(4)
Dalam rangka..., kami memberitahukan...
2)
Penulisan Paragraf Inti
Paragragraf ini memuat maksud penulisan yang
sebenarnya. Kata WIB. tidak perlu ditulis apabila yang diundang adalah
orang-orang dalam satuan waktu yang sama (sama-sama memakai WIB), kecual orang
yang diundang ditujukan pada yang tidak memakai WIB. Seperti Makasar.
Contoh.
Dalam rangka
penyusuna proposal BOS untuk sekolah kita, dengan ini kami mengharapkan
kehadiran Bapak/Ibu pada
hari : Senin
tanggal : 14 Mei 2006
waktu : pukul 12.00 – 15.00
tempat : Ruang Kelas III
3)
Penulisan Paragraf Penutup
Bagian ini biasanya berisi penegasan isi sura,
ucapan terima kasih, imbauan, atau harapan. Paragraf penutup hendaknya dibuat
singkat dan jelas, namun harus tetap memerhatikan kaidah-kaidah kebahasaan.
Contoh.
(1)
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
(2)
Demikian atas perhatian dan kehadirannya kami
ucapkan terima kasih.
(3)
Demikian untuk digunakan sebagiamana mestinya.
(4)
Demikian yang dapat kami laporkan untuk
dapatnya menjadikan maklum, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.
Penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh deskripsi tentang syistem penulisan dan isi durat keluar STKIP PGRI
Bangkalan. Dengan demikian penelitian ini merupakan penelitian deskriptif.
Metode deskriptif
adalah suatu metode dalam meneliti setatus sekelompok manusia, suatu obyek,
suatu set kondisi, suatu sistempeikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat
deskipsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.
Menurut Whintney
(1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah dalam masyarakat
serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu,
termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan,
serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif .
adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap
fenomena-fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu
sehingga banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei
normatif (normative survey). Dengan metode deskriptif ini juga diselidiki
kedudukan (status) fenomena atau factor dan melihat hubungan antara satu factor
dengan factor yang lain. Karenanya, metode deskriptif juga dinamakan
studi status (satus study).
Moleong (2008:11) berpendapat bahwa
penelitian deskriptif yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata
gambar dan bukan angka-angka. Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian
berdasarkan data pembahasannya. Penelitian ini mengumpulkan data dengan
mengelompokkannya, mendeskripsikan data yang berupa surat keluar STKIP PGRI
Bangkalan.
Penelitian dengan menggunakan
pendekatan kualitatif digunakan jika data yang diambil merupakan data
kualitatif yaitu tersaji dalam bentuk kata-kata ataupun kalimat, keseluruhan
data yang diperoleh akan diproses dan disajikan dalam bentuk kolom disertai
dengan uraian naratif, sehingga dapat menjawab
1.
Data dan Sumber Data
Data penelitian
adalah semua informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah penelitian
(Ibnu, dkk. 2003: 89). Data yang diambil dalam penelitian ini adalah berupa
surat keluar STKIP PGRI Bangkalan dan
diperoleh melalui teknik dokumentasi yaitu mengambil langsung dari B.A.K. Menurut Lofland dan Lofland sumber
data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan lain-lain.
(dalam Moleong, 2008: 157). Dalam penelitian ini sumber datanya adalah berupa
surat keluar di STKIP PGRI Bangkalan.
Jadi, dalam penelitian ini berupa
tulisan dari isi surat keluar STKIP PGRI Bangkalan. Peneliti akan mentranskipsikan semua isi surat yang terdapat di
surat keluar STKIP PGRI Bangkalan
2.
Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam
pengumpulan data adalah metode dokumentasi, yaitu metode yang menghasilkan
prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistic atau cara
kuantitaif lainnya (Moleong,2006:6).
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah simak dan catat, yaitu teknik
pengumpulan yang dilakukan dengan membaca secara cermat kemudian dicatat dalam
bentuk kode tertentu untuk memudahkan pengambilan acuan pada data.
(Straus,2003:-3,Mahsun,90-3).
Karena penelitian ini menggunakan
dokumen, metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis isi. Analisis isi adalah
teknik penelitian untuk keperluan mendeskripsikan secara objektif, sistematis,
dan kualitatif tentang manisfestasi komunkasi. Teknik ini digunakan untuk
menarik kesimpulan yang valid dari sebuah buku atau dokumen, analisi data
penelitian ini dilakukan dengan langkah langkah berikut:
1)
Membaca
intensif objek penelitian.
2)
Mengklasifikasikan
data sesuai dengan fokus penelitian.
3)
Megurutkan
data.
4)
Mengevaluasi
data.
5)
Menganalisis
data sesuai dengan metode yang digunakan.
Data-data
yang terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan metode agih.
Metode agih adalah metode yang alat penentunya justru bagian dari bahasa yang
bersangkutan itu sendiri (Sudaryanto, 1993: 15). Metode agih yang dilakukan
dengan teknik lanjutan yang berupa teknik ganti, teknik lesap.
Dilihat gambaran isi
surat yang keluar dari STKIP PGRI Bangkalan cukup komunikatif dan sangat
simpel. Namun, perlu diketahui surat keluar tersebut banya kesalahan dalam
penulisannya, baik kesalahan-kesalahan penulisan dan format isi surat tersebut.
1)
Kesalahan
penulisan pada lampiran surat
Lampiran : -
2)
Penulisan
pada klarifikasi lampiran surat
Lampiran : Satu lembar
3)
Kesalahan
penulisan pada pokok surat. Yaitu.
(1)
Hal : UNDANGAN
(2)
Perihal : Permohonan Ijin
Observasi/Penelitian
(3)
Perihal : Surat Edaran Kartu BPJS
(4)
Perihal : Undangan Rapat
4)
Penulisan
pada klarifikasi poko surat.
(1)
Hal : Undangan
(2)
Perihal : Permohonan ijin observasi/penelitian
(3)
Perihal : Surat edaran kartu BPJS
(4)
Perihal : Undangan rapat
5)
Kesalahan
penulisan pada tujuan surat.
(1)
Kepada
Yth.
Eli Masnawati,
M.Pd
di
Bangkalan
(2)
Kepada
Yth. : Kepala SMPN 1 Kamal
di Bangkalan.
(3)
Kepada
Yth. : Kepala SMPN 03 Kamal
di- Bangkalan.
(4)
Kepada
Yth.
Bapak/Ibu
...........
di
Tempat
6)
Penulisan
pada klarifikasi tujuan surat
(1)
Yth.
Eli Masnawati, M.Pd
Bangkalan
(2)
Kepada
Kepala SMPN 1
Kamal
Bangkalan
(3)
Kepada
Kepala SMPN 03
Kamal
Bangkalan
(4)
Yth.
Bapak/Ibu ......
Di tempat
1)
Kesalahan
penulisan isi surat.
(1)
Mengharap
dengan hormat kehadiran Bapak/Ibu pada:
Hari/Tanggal :
Senin/ 21 November 2016
Waktu : 09.00 WIB – Selesai
Acara : Pra RAKER
Tempat : Ruang Rapat Lt. 2
Demikian
undangan ini kami sampaikan, atas kehadirannya disampaikan terimakasih
(2)
Sehubungan telah dilaksanakan test
mahasiswa baru gelombang III tahun akademik 2016/017 dimohon kehadiran
Bapak/Ibu Kaprodi dan Sekprodi pada:
Hari :
Senin
Tanggal : 29 Agustus 2016
Pukul :
08.00 WIB s/d selesai
Acara : Rapat Pleno Hasil Test Mahasiswa
Baru 2016
Tempat : Ruang Rapat Lantai 2
Demikian atas
perhatian dan kerjasamanya disampaikan terima kasih.
1.
Penulisan
pada klarifikasi isi surat
1)
Sehubungan akan dilakasanakan RAKER,
mengharap kehadiran Bapak/Ibu pada:
hari : Senin
tanggal : 21 November 2016
waktu : pukul 09.00 – Selesai
acara : Pra RAKER
tempat : Ruang Rapat Lt. 2
Demikian atas
perhatian dan kehadirannya kami ucapkan terima kasih.
2)
Sehubungan telah dilaksanakan test
mahasiswa baru gelombang III tahun akademik 2016/017 dimohon kehadiran
Bapak/Ibu Kaprodi dan Sekprodi pada:
hari : Senin
tanggal : 29 Agustus 2016
waktu : pukul 08.00 - Selesai
acara : Rapat Pleno Hasil Test Mahasiswa Baru
2016
tempat : Ruang Rapat Lantai 2
Demikian atas perhatian dan
kehadirannya kami ucapkan terima kasih.
PENUTUP
Kesimpulan
Surat merupakan alat
komunikasi yang penting. Dalam surat, pesan atau buah pikiran penulis surat
disampaikan dalam bahasa tulisan dan dikirimkan kepada penerima untuk
mendapat tanggapan positif.
Surat adalah alat
untuk menyampaikan sesuatu maksud secara tertulis dari pihak yang satu ke pihak
yang lain. Atau dapat pula dikatakan bahwa surat-menyurat merupakan satu kegiatan
berbahasa yang dilakukan dengan komunikasi tertulis. Pihak-pihak yang
tersangkut dalam kegiatan itu dapat berupa perseorangan atau badan
(organisasi); sedangkan yang terlibat dalam kegitan ini adalah tiga unsur:
penulis, isi surat, dan pembaca/ penerima surat (Bratawidjaja, 1988: 2).Dalam surat ada, ada surat
peribadi, surat dinas, surat, surat niaga, dan surat lamaran
Saran
Kami mengharapkan bagi pembaca agar memberi kritik dan
saran pada penelitian ini dengan harapan penelitian selanjutnya menjadi lebih
baik.
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Yulianto, Bambang. 2008. Mengembangkan
Menulis Teknis. Surabaya. Unesa Uneversity Press
Suryani, Nanik. 2014. Korespondensi
Bahasa Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu