Monday, July 13, 2020

Fans Mas (Ust) Evie



Sebulan terakhir ini, banyak netizen mengomentari Mas Evie dan saya tidak tahu akar masalahnya apa. Kemudian saya coba membaca tulisan-tulisan para netizen. Akhirnya saya tahu bahwa Mas Evie salah dalam menyampaikan dakwahnya mengenai bulan Sya'ban.

Beberapa hari kemudian linimasa fb saya ada cuplikan Mas Evie mengajar ngaji. Saya penasaran kenapa netizen mengolok-olok ngajinya Mas Evie? Agar saya tahu akar masalahnya, saya tonton sampai selesai. Ternyata, ngajinya Mas Evie seperti ponakan saya baru belajar ngaji masih banyak salahnya, makhrajnya salah, cara berhentinya asal-asalan, dan ada pengurangan huruf serta menambah huruf di kalimat yang lain.

Awal kali melihat Mas Evie di tahun 2018. Ketika berdakwah, beliau tidak seperti dai yang familiar. Beliau memakai kemeja dan kancingnya tidak dipasang, kepalanya ditutup dengan topi. Pikirku, ia ustad keren dan gaul. Dakwahnya unik dan diterima oleh Milenial. Ternyata cara ini sesuai dengan kapasitasnya--masih belum layak menjadi dai.

Saya salah satu fans beliau, Mas Evie. Saya fans bukan kerena Mas Evie pintar dalam agama, tidak ke situ. Saya penasaran sama Mas Evie yang ilmu agamanya pas-pasan menjadi dai, banyak pengikutnya, instagramnya banyak followernya, ceramahnya ditoton sampai ribuan. Apalagi dua tahun lalu Mas Evie bilang kalau dirinya tidak berguru seperti ulama di dunia ini. Katanya, dirinya berguru langsung ke Kanjing Nabi Muhammad S.A.W. saya tambah kagum.

Kekaguman saya suatu tidak perlu diperdebatkan. Manusia yang serba kekurangan, ingin seperti Mas Evie--punya fans banyak, punya penghasilan banyak. Setidaknya cukup memanjakan perut dan bikin rumah mewah. Kekaguman itu hal biasa apalagu sama Mas Evie. Sebab, orang seperti Mas Evie yang jauh dari kapasitas dai bisa menjadi instagramers dan youtubers, dakwanya selalu ditunggu oleh masyarakat Indonesia. Padahal yang lebih ahli dari Mas Evie takterhitung jumlahnya. Kenapa Mas Evie yang ditunggu? Kenapa bukan yang lebih ahli?

Ketika berpikir sejauh itu, saya teringat celoteh teman saya, Alan Akim, di warung Kopi. Menurutnya, "orang pintar masih kalah sama orang pejo". Jika saya simpulkan, Mas Evie masuk orang beruntung karena orang-orang yang jauh lebih pintar dalam agama hanya berakhir jadi tukang bangunan dan tukang becak.

Kekaguman itu membuat saya berpikir, kenapa saya tidak menjadi dai dan masuk TV padahal saya lebih bagus bacaan qurannya. Karena belum pejo. Atau pejo saya sedang menunggu.


bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp