Wednesday, March 10, 2021

Berhenti Di Kamu Bahwa Jurusan Ilmu Sastra Bukan Untuk Mencetak Sastrawan

IG: mohridlwann

Banyak yang beranggapan bahwa yang kuliah jurusan ilmu sastra akan menjadi sastrawan dan menghasilkan banyak karya sastra seperti puisi, prosa, dan drama. Anggapan ini tidak lantas dianggap suatu kebenaran mutlak dan bisa saja berbeda, misal menjadi politisi. Namun untuk menjadi kritikus sastra, ini harus diamini.


Menjadi sastrawan tidak harus mengambil jurusan ilmu sastra. Semua orang bisa menjadi sastrawan di jurusan manapun. Bahkan yang tidak pernah mengenal dunia kampus pun bisa. Karena sastrawan tidak diciptkakan dari dunia akademik melainkan dari pengalaman diri seseorang.


Jika kita melihat para sastrawan di Indonesia, hanya segelintir orang yang benar-benar berasal dari jurusan sastra. Sealin itu, semuanya berasal dari jurusan non sastra, sebut saja Agus Noor, Mangun Wijaya, Andrea Hirata, Habiburrahman El-Zirazy dan banyak lagi. Ada D. Zawawi Imron dan Muna Masyari yang notabene hanya lulusan Sekolah Dasar menjadi bukti siapa pun bisa menjadi sastrawan


Yang menjadi pertanyaan sekarang, kenapa di jurusan ilmu sastra miskin sastrawan?


Pertanyaan ini cukup terlihat dramatis, namun sebenarnya sangat biasa. Yang harus diketahui bagi calon jurusan sastra atau non jurusan sastra bahwa Prodi Ilmu Sastra atau Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tidak menciptakan lulusannya menjadi sastrawan tapi menciptakan kritikus sastra.


Menjadi kritikus sastra merupakan anugerah. Tidak semua orang bisa menjadi kritikus sastra kecuali anak sastra atau di jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Kritikus sastra merupukan produk akademik yang serat dengan disiplin keilmuan. Sebab, kritikus sastra harus benar-benar menguasai ilmu lingustik (ilmu bahasa) dan ilmu sastra. Selain itu, kritikus sastra wajib menguasai disiplin ilmu lain, seperti sosiolgi, psikologi, firologi, politik, agama, filsafat, dst.

BACA JUGA:

Teriak-Teriak Kembali ke Al-Qur'an, Eh tidak Bisa Ngaji
Dukun Dan Muna Masyari

Lantas, bagaiaman jika anak non jurusan sastra menilai karya sastra? Secara objektif, meraka bukan mengkritisi sebuah karya sastra melainkan hanya meraba-raba atau prakira saja, misal kita menonton program televisi mengenai prakira cuaca sore hari di waktu pagi.


Terminologi prakira cuaca ini tergantung pada lingkungan kita, apakah kita memercayai atau tidak, tapi itu sebatas prakira. Dalam dunia kritikus sastra bukan lagi soal prakira karena hasil kritik sastra didasarkan pada disiplin keilmuan.


Seorang kritikus sastra bertugas mengawal tumbuhnya karya sastra secara benar dan baik. Seorang kritikus tidak hanya memantau dinamika kreativitas dan produktifitas pengarang, tapi jauh ke luar itu. Perangkat kerja kritikus adalah ilmu, kompetensi, dan kejujuran. Maka seorang kritikus sastra memberikan pertimbangan nilai-nilai terhadap karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang dengan disiplin keilmuan tertentu yang amanah dan penuh kejujuran.


Untuk menjadi kritikus sastra, selain menguasai tata bahasa dengan baik, juga harus ditunjang oleh wawasan pengetahuan yang multidimensional. Hal ini tidak akan bisa diraih kecuali dari dunia akademik, yang hal ini adalah kampus. Selain itu, kritikus harus memiliki pengalaman imajinasi serta potensi dasar instuisi pemahaman dalam konvensi bahasa dan sastra. Jika hal demikian tidak terpenuhi, maka hasil kritik bukanlah kritik sastra melainkan sebuah ramalan.


Adanya kritikus sastra mendorong sastrawan untuk lebih baik lagi. Karena, sastrawan akan mengetahui letak kekurangan karya sastra yang telah dihasikan. Sebab, kritikus sastra akan menilai karya sastra kemudian dipilih untuk menjadi keberterimaan dalam dunia akademik. Jika karya sastra tersebut tidak masuk ke dunia akademik, karya sastra akan menjadi sebatas bacaan dan jarang sekali masuk ke kampus.


Terakhir, menjadi sastrawan di mana pun bisa, karena sastrawan dilahirkan dari lingkungan, misal komunitas sastra, teater dan pesantren. Tapi, untuk menjadi kritikus sastra, harus benar-benar lahir dari akademik.


bm

ridlwan.com adalah personal blog suka-suka. Blog ini disajikan dengan berbagai konten menarik dan terupdate.

avatar
Admin MOH RIDLWAN Online
Welcome to MOH RIDLWAN theme
Chat with WhatsApp